Fimela.com, Jakarta Love bombing sering kali dimulai dengan perhatian intens yang memabukkan, namun lama-kelamaan berubah menjadi tekanan emosional dan manipulasi yang sulit dikenali. Sahabat Fimela, penting untuk menyadari bahwa hubungan seperti ini bisa meninggalkan luka emosional yang dalam jika tidak segera diatasi.
Dilansir dari Marriage.com (22/7), berikut langkah-langkah sehat yang bisa dilakukan untuk mulai melepaskan diri dari siklus love bombing:
1. Kenali Pola Manipulasi Emosional
Langkah awal yang bisa dilakukan adalah mengenali pola-pola love bombing yang muncul dalam sebuah hubungan, seperti pujian berlebihan di awal, lalu diikuti dengan kritik tajam atau penarikan diri secara tiba-tiba. Ketika pola ini mulai terlihat jelas, maka akan lebih mudah untuk memahami bahwa hubungan yang dijalani tidak sehat. Menyadari hal ini menjadi langkah pertama untuk keluar dari pengaruh yang mengikat secara emosional.
2. Percaya Insting dan Perasaan
Jika hati terasa tidak tenang atau ada perasaan tidak nyaman yang sulit dijelaskan, bisa jadi itu adalah alarm dari dalam diri bahwa sedang terjebak dalam siklus love bombing. Cinta seharusnya tidak membuat seseorang merasa harus terus-menerus berjuang demi mendapatkan validasi. Dengan mendengarkan perasaan sendiri secara jujur, sahabat Fimela bisa mulai memahami apakah hubungan ini benar-benar membawa ketenangan atau justru menguras emosi.
3. Tetapkan Batasan yang Jelas
Menetapkan batasan dalam hubungan bukan berarti bersikap dingin, tetapi justru merupakan bentuk perlindungan diri. Tentukan perilaku apa saja yang sudah tidak bisa ditoleransi, misalnya komentar merendahkan atau sikap mengendalikan secara berlebihan. Jika perlu, sampaikan batasan tersebut secara tegas, atau cukup tunjukkan melalui tindakan nyata. Batasan ini akan membantu memulihkan identitas diri yang sempat kabur akibat manipulasi dari perilaku love bombing pasangan.
4. Jalin Kembali Dukungan Sosial
Salah satu efek dari love bombing adalah rasa terisolasi dari lingkungan sekitar. Maka dari itu, sangat penting untuk kembali terhubung dengan orang-orang terdekat yang bisa dipercaya. Ceritakan apa yang sedang dirasakan dan dialami, karena dukungan dari orang lain dapat menjadi cermin untuk melihat situasi secara lebih objektif. Lingkaran sosial yang sehat adalah fondasi penting untuk proses pemulihan.
5. Batasi Interaksi dengan Pelaku Manipulasi
Mengurangi kontak secara perlahan bisa menjadi langkah penting untuk memperjelas jarak emosional. Jika memungkinkan, batasi komunikasi maupun pertemuan langsung demi menjaga kesehatan mental. Dengan menciptakan jarak ini, sahabat Fimela bisa lebih fokus pada pemulihan diri dan tidak lagi terjebak dalam siklus love bombing yang sama berulang kali.
6. Bangun Kembali Rasa Percaya Diri
Cinta yang manipulatif sering kali meruntuhkan kepercayaan diri seseorang. Maka penting untuk menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai, menemukan kembali potensi yang sempat hilang, dan mengingatkan diri bahwa nilai diri tidak ditentukan oleh satu hubungan. Merayakan pencapaian kecil pun dapat menjadi awal dari proses penyembuhan yang besar dari fase love bombing.
7. Pertimbangkan Bantuan Profesional
Jika perasaan masih terasa berat atau membingungkan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor. Profesional bisa membantu mengurai emosi, memahami pola relasi yang sedang dihadapi, dan memberikan panduan untuk melangkah ke depan. Melalui sesi konseling, sahabat Fimela bisa menemukan ruang aman untuk tumbuh kembali dari fase love bombing dengan lebih kuat.
Sahabat Fimela, melepaskan diri dari love bombing memang bukan hal yang mudah, namun bukan pula hal yang mustahil. Dengan mengenali pola, memperkuat batasan diri, dan membangun kembali kepercayaan terhadap diri sendiri, langkah menuju hubungan yang sehat bisa dimulai dari sekarang.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.