
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Danjen Kopassus, Mayjen TNI (Purn) Soenarko, angkat bicara soal belum adanya sikap tegas Presiden Prabowo Subianto terhadap polemik tuduhan ijazah palsu Joko Widodo (Jokowi).
Soenarko menegaskan bahwa aparat TNI dan Polri tidak boleh buta terhadap konstitusi.
Ia menyebut, loyalitas terhadap atasan bukan berarti membenarkan tindakan yang bertentangan dengan hukum dan undang-undang.
“Aparat TNI maupun Polri, Anda memang punya kode etik, tunduk dan setia kepada atasan. Tapi itu kalau atasanmu jalan sesuai konstitusi. Kalau tidak, Anda tidak punya kewajiban mengikuti perintah atasanmu,” kata Soenarko dikutip dari unggahan akun @Ankiiim_ (15/7/2025).
Bahkan, secara blak-blakan, mantan Panglima Kodam Iskandar Muda (IM) itu memperingatkan bahwa kepatuhan membabi buta terhadap pemimpin yang menyimpang bisa membawa kehancuran.
“Malah kau yang akan ikut masuk neraka,” cetusnya.
Soenarko juga menyinggung potensi perpecahan jika kasus ini terus dibiarkan. Ia menyayangkan sikap diam Presiden Prabowo yang dinilai tidak mengambil langkah konkret untuk menjernihkan polemik tersebut.
“Terakhir, saya cuma teriak kepada Presiden Indonesia ini, ke mana bapak dengan kasus seperti ini? Ringan saja kok. Bikin gaduh bangsa ini,” imbuhnya.
Kata Soenarko, jika tidak ditangani dengan jujur dan adil, situasi bisa berujung pada perpecahan bangsa. Ia meminta aparat di bawah kendali presiden untuk bertindak jujur dan tidak memihak.
“Kalau berlanjut, bukan gaduh, mungkin kita bisa pecah belah. Dan aparat yang bapak kendalikan bertindak tidak jujur dan tidak adil,” Soenarko menuturkan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: