
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Komisaris Independen PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Kristia Budhyarto menyoroti terkait pernyataan dari Eks Wamen Luar Negeri Dino Patti Djalal.
Kristia Budhyarto atau yang akrab disapa Dede Budhyarto ini menyoroti terkait polemik isu ijazah palsu dengan jargonnya soal Fair Game.
“Pak @dinopattidjalalMembela pemfitnah berseragam ‘aktivis’ adalah hak Anda. Tapi jangan bungkus hoaks ijazah dengan jargon ‘fair game’,” tulisnya dikutip Selasa (15/7/2025).
“Fitnah bukan kritik. Menyebar kebohongan bukan demokrasi,” sebutnya.
Lebih jauh, Dede menyoroti pernyataan Dino persoalan alam reformasi namun memberikan normalisasi serangan pribadi.
“Anda bicara tentang ‘alam reformasi’, tapi menormalisasi serangan pribadi tanpa bukti, seolah pemimpin harus diam saat difitnah,” jelasnya.
“Itu bukan reformasi — itu pembiaran pada pembusukan nalar publik,” lanjutnya.
Dede pun dengan tegas mengatakan Jokowi saat ini tidak dalam keadaan panik menghadapi isu ijazah palsu ini.
“Pak Jokowi tak sedang panik. Yang panik adalah mereka yang selama ini hanya hidup dari amplifikasi kebencian, lalu kaget saat hukum akhirnya bekerja,” paparnya.
“Roy Suryo cs bukan martir. Mereka bukan korban. Mereka hanya sedang menuai apa yang mereka tanam,” terangnya.
Sebelumnya, Dino Patti mengaku khawatir dengan Jokowi karena mempidanakan figur-figur yang vokal masalah ‘ijazah palsu’, apapun pasal KUHP yang digunakan.
“Dalam negara demokrasi & alam reformasi, hal-hal seperti ijazah, kesehatan, harta kekayaan, afiliasi politik & bisnis, rekam jejak dari pemimpin negara adalah sepenuhnya ‘fair game’ untuk diketahui, dibahas, dikritik publik. Being criticized is the price of leadership — sebelum, sewaktu dan sesudah berkuasa. Accept it,” jelasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: