“The Echoes of Batavia”, Ketika Sejarah Berbisik di Tengah Kota Modern

1 week ago 13
The Echoes of Batavia

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sore di Batavia PIK terasa berbeda. Langit berubah keemasan, gamelan berdenting lembut berpadu dengan musik orkestra, dan penonton larut dalam diam penuh takjub.

Di hadapan mereka, panggung The Echoes of Batavia hidup seperti jendela waktu—membuka kembali kisah lama yang berdenyut di jantung Jakarta masa kini.

Inilah episode ketiga dari seri pertunjukan Batavia Tales, sebuah produksi teater yang menggabungkan sejarah, seni, dan budaya dengan sentuhan modern.

Melalui tata panggung megah dan narasi yang puitis, pertunjukan ini menafsir ulang kehidupan Batavia akhir abad ke-19: masa penuh cinta, perjuangan, dan keberanian melawan ketidakadilan.

“Lewat Batavia Tales, kami ingin menghadirkan pengalaman budaya yang menyentuh, bukan hanya memanjakan mata tapi juga menggugah rasa,” ujar Ramon Flotats, Director of Operations Amantara.

“Pertunjukan ini adalah cara kami merayakan keberagaman dan menghormati akar sejarah Jakarta.”

Cerita berpusat pada Ana Maria Titale, I Wayan Eka, dan enam sekawan yang mempertaruhkan hidup untuk menyelamatkan Suminah, pejuang perempuan yang ditangkap karena keterlibatannya dalam pemberontakan Cilegon. Ketegangan, bisikan rahasia, dan sorot lampu temaram menciptakan atmosfer yang membuat penonton seolah ikut berjalan di gang sempit Batavia tempo dulu.

Menurut mhyajo, penulis sekaligus sutradara, karya ini bukan sekadar drama sejarah, melainkan refleksi tentang keberanian manusia.

“Saya ingin Batavia tampil sebagai ruang hidup, tempat di mana cinta dan perjuangan saling bertaut, seperti halnya kota Jakarta hari ini,” ujarnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |