UHF: Ini Darurat, Pemerintah Harus Berani Berempati pada Sumatra

2 days ago 9
Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Gus Hilmi Firdausi (ist)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Ustaz Hilmi Firdausi kembali bicara terkait penanganan bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra.

Ia menegaskan bahwa langkah luar biasa diperlukan karena situasi yang terjadi kini sudah berada pada level darurat.

Baginya, upaya pemerintah yang terkesan cuci tangan hingga menyalahkan hujan bukan sesuatu yang diharapkan masyarakat.

UHF, akronim namanya, memperkirakan kebutuhan dana untuk penanganan dan pemulihan pasca bencana Sumatra bisa mencapai Rp51 triliun.

Angka tersebut senada dengan perkiraan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Seperti diketahui, perkiraan anggaran rehabilitas telah dilaporkan Kepala BNPB Suharyanto ke Presiden Prabowo Subianto dalam Rapat Terbatas baru-baru ini.

Dikatakan Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Qur’an Assa’adah ini, angka tersebut dapat dipenuhi jika pemerintah bersedia mengambil keputusan besar.

"Saya berandai-andai pemerintah menghentikan sementara program MBG selama 30 hari," ujar UHF kepada fajar.co.id, Selasa (9/12/2025).

"Minta maaf kepada rakyat karena ini situasi darurat,” tambahnya.

UHF meyakini masyarakat akan mendukung keputusan tersebut. Ia menyebut, berdasarkan perhitungannya, program MBG menghasilkan sekitar Rp1,2 triliun per hari.

"Saya rasa rakyat akan setuju sebagai bentuk empati kepada saudara sebangsa yang terkena musibah,” terangnya.

Jika dihentikan selama satu bulan, kata dia, total dana yang bisa dialokasikan untuk bencana mencapai Rp36 triliun dan bisa diprioritaskan sepenuhnya untuk pemulihan Sumatra.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |