
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Penceramah, Ustaz Dasad Latif menilai Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program mulia namun pada pelaksanannya tidak sesuai dengan tujuan awalnya yakni memastikan kebutuhan gizi harian terpenuhi sehingga terhindar dari stunting, anemia, gizi buruk, maupun obesitas.
“Cita-cita presiden soal MBG sangat baik, ingin melihat anak Indonesia sehat,” kata Das'ad dikutip dari unggahannya di Instagram, Selasa (30/9/2025).
Namun dia menyayangkan implementasi proyek ini. Sejumlah pihak, kata dia, hanya mencari untung dari proyek raksasa itu.
“Sayang pelaksanaannya melihat MBG ini sebagai proyek cari untung,” ujarnya.
Dasar pikir seperti itu, menurutnya yang menimbulkan masalah. Karena sejumlah oknum memainkan selisih harga.
“Banyak pemain selisih sehingga di lapangan banyak masalah,” terangnya.
Dasad menegaskan, jika manusia serakah. Maka tidak ada kata puas.
“Jika manusia serakah, maka makannya tidak pernah puas,” pungkasnya.
Belakangan, sejumlah insiden yang berkaitan dengan distribusi makanan dalam program MBG ramai diberitakan, mulai dari keluhan kualitas makanan hingga dugaan keracunan. Hal ini memunculkan sejumlah wacana di masyarakat, termasuk usulan pengalihan bentuk program menjadi bantuan langsung.
Sehingga muncul dorongan dari masyarakat luas tentang pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program tersebut agar tidak merugikan anak-anak sebagai penerima manfaat utama.
Di sisi lain, temuan data dari Kantor Staf Presiden (KSP) terungkap, dari lebih 8.500 dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah beroperasi, hanya 34 dapur yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Sementara sisanya belum memenuhi persyaratan sanitasi dan kebersihan yang wajib dipenuhi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: