
Oleh: Dr. Ahmad Gazali Thahir, Pemerhati Sosial Ekonomi Tinggal Di Makassar
Setelah dilantik menjadi Wali Kota Makassar beberapa waktu lalu, Munafri Arifuddin langsung tancap gas guna mewujudkan janji-janji politiknya kepada warga kota Makassar. Mengawali dengan perbaikan sarana pelayanan publik trans Makassar, makassar superapps, Makassar creative Hub, pengelolaan sampah gratis, pdam gratis hingga yang lebih fenomenal yakni rencana Pembangunan stadion sepak bola untuk memenuhi kerinduan warga kota akan stadion yang dalam beberapa tahun terus menjadi polemic.
Program-program tersebut dirancang berdasarkan visi "Makassar MULIA" (Majú, Unggul, Layak Huni, Inovatif, Aman) dan berfokus pada kebutuhan riil masyarakat. Pendekatan partisipatif dan berbasis data digunakan untuk memastikan pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Pemkot juga berkomitmen pada transparansi melalui pemantauan berkala dan laporan terbuka kepada Masyarakat.
Namun sebagaimana disebutkan di atas bahwa Pembangunan stadion bertaraf internasional terus bergaung melampaui resonansi program-program lainnya, hal ini tidak terlepas keterikatan emosional walikota yang nota bene Adalah mantan manajer klub sepakbola sohor di Makassar tidak lain Adalah PSM Makassar. Munafri menaruh harapan besar stadion tersebut dapat terwujud dalam waktu tidak begitu lama Dimana beliau langsung bergerak cepat dengan menetapkan Kelurahan Untia sebagai Lokasi Pembangunan.
Untia
Kelurahan Untia merupakan wilayah berada di pesisir barat kota makassar tepatnya di Kecamatan Birirngkanaya. Nama "Untia" berasal dari bahasa Makassar "unti" yang berarti pisang. Kawasan ini dahulu merupakan perkebunan pisang, terdapat dua kampung Untia Toa dan Kampung Nelayan dengan luas wilayah kurang lebih 3 km persegi serta penduduk sekitar 2450 jiwa.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: