
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati Politik dan Kebangsaan, M Rizal Fadillah, menyebut, agenda reformasi Kepolisian yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berjalan lambat dan tidak menunjukkan keseriusan.
Dikatakan Rizal, semangat di awal yang cukup tinggi kini mulai memudar setelah implementasi di lapangan tak kunjung menunjukkan langkah nyata.
“Semangat di awal setelah menerima aspirasi tentang reformasi Kepolisian, mulai melambat pada pelaksanaan,” ujar Rizal kepada fajar.co.id, Rabu (15/10/2025).
Ia menyinggung sikap institusi Polri yang disebutnya justru melakukan pembangkangan melalui pembentukan Tim Transformasi Kepolisian.
“Apalagi setelah pihak Kepolisian yang dikomandani Listyo Sigit melakukan pembangkangan dengan membentuk pasukan Tim Transformasi Kepolisian,” sebutnya.
Rizal menilai, langkah Presiden Prabowo dalam menjalankan agenda reformasi masih sebatas retorika tanpa tindakan konkret.
“Seperti biasa Prabowo omon yang dibesarkan, aksi dikecilkan, demi stabilisasi alasannya,” tegasnya.
Ia juga mempertanyakan lambannya pengumuman susunan Komisi Reformasi Kepolisian yang disebut-sebut beranggotakan sembilan orang.
“Hingga kini Komisi Reformasi yang katanya berjumlah 9 orang sangat susah untuk diumumkan," Rizal menuturkan.
"Entah apa yang ditakutkan, yang jelas seperti sangat hati-hati. Syarat utama dari keseriusan yakni mengganti Kapolri sama sekali tidak terjadi,” tambahnya.
Kata Rizal, tanpa langkah berani untuk mengganti pimpinan Polri, reformasi yang dijanjikan hanya akan berhenti di tengah jalan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: