Program MBG Banyak Makan Korban, PDIP Usul Dananya Diberi ke Orang Tua

3 hours ago 2
Arsip foto - Seorang anak bersiap menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 yang berlabuh di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Kamis (23/1/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/YU Arsip foto - Seorang anak bersiap menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 yang berlabuh di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Kamis (23/1/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/YU

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kasus keracunan usai menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) seolah tak berkesudahan. Hampir setiap hari ada saja berita tentang siswa dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh mual, pusing, hingga muntah-muntah.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris menilai pola distribusi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disiapkan dari malam hingga disajikan siang hari berisiko tinggi terhadap kontaminasi bakteri serta mengurangi kualitas rasa makanan. Hal ini, terbukti dari sejumlah laporan media yang menemukan sampel makanan mengandung bakteri.

"Rata-rata dapur menyiapkan makanan sejak jam 11 malam, dimasak jam 3–4 pagi, didistribusikan jam 7 pagi, baru dimakan jam 11 siang. Jendela waktunya panjang sekali, sehingga risiko kontaminasi pasti ada. Rasanya juga pasti berubah,” ujar Charles dalam RDP dengan Kepala Badan Gizi Nasional di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, dikutip pada Jumat (19/9/2025).

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu mengusulkan penyediaan makanan MBG dikembalikan ke pihak sekolah. Charles menilai, bila program ini dikembalikan ke sekolah, keterlibatan orang tua dapat mendorong kualitas makanan lebih terjamin.

Makanan dapat dimasak tidak lama sebelum disajikan, sehingga lebih segar dan sehat. Ia yakin orang tua akan rela ikut bergotong royong demi memastikan anak-anak mereka mendapat makanan terbaik.

“Kalau dibuat sistem seperti ini, orang tua murid pasti mau anaknya makan makanan yang lebih baik. Mereka tidak keberatan untuk ikut turun tangan,” tegasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |