Prabowo Diingatkan Tidak Serampangan Sebut Ada Potensi Makar dan Terorisme, UGM: Buktinya Tidak Ada

3 hours ago 2
Presiden Prabowo Subianto

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menduga ada unsur makar dan terorisme dalam aksi demonstrasi yang berujung kerusahan terjadi pekan lalu di sejumlah wilayah di tanah air.

Hal tersebut memunculkan berbagai reaksi publik, salah satunya dorongan oleh masyarakat dalam mendesak Presiden untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) agar dapat menguak realitas di balik aksi tersebut. Situasi ini tentunya menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan peningkatan potensi konflik kedepannya.

Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada, Achmad Munjid, menyampaikan bahwa pemberlakuan tuduhan terhadap sesuatu harus disertai bukti ataupun data serta pengertian yang jelas agar dianggap valid. Sebab, menurut Munjid, pada dasarnya, makar sendiri berarti perebutan kekuasaan.

"Yang bisa merebut kekuasaan itu adalah kelompok-kelompok yang sudah terorganisasi dengan baik, punya basis massa yang jelas, punya struktur yang jelas, dan punya akses yang jelas terhadap kekuasaan,” paparnya dilansir dari situs resmi UGM, Sabtu (13/9/2025).

Menurut Munjid, adanya tudingan itu merupakan strategi untuk menakut-nakuti massa bahwa seolah terdapat upaya makar. Menurutnya, cara tersebut digunakan untuk menjustifikasi penggunaan tindakan represi.

"Jadi, kalau dipakai tindakan represi, ada legitimasinya. Tapi, lagi-lagi datanya tidak ada, buktinya tidak ada,” imbunya.

Selain dianggap sebagai hal yang serampangan, Munjid merasa pernyataan Presiden Prabowo itu lebih kepada ungkapan ketakutan para elite. Sebab mereka khawatir terhadap posisinya karena sejak awal legitimasi mereka sangat lemah sebab prosesnya tidak transparan, tidak adil, dan tidak terbuka.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |