Pemimpin “Welas Asih”

1 week ago 16

Oleh: Andi Muhammad Jufri
Tenaga Ahli Wamen KPPPA
/Tim Pemberdayaan Kegiatan Sinergisitas Antar Kementerian/Lembaga BNPT Tahun 2017-2024

FAJAR.CO.ID — Doa dan harapan masa depan negeri terlantun indah dan hikmat di seluruh negeri di acara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke -80 pada tanggal 17 Agustus 2025, lalu. Adalah Guntur Romli, aktivis yang kini bergabung dengan PDIP, menjadi salah satu pelantun doa yang sistematis dan penuh pemaknaan di hari itu.

"Berikan petunjuk dan kekuatan kepada pemimpin-pemimpin negeri ini, khususnya kepada Bapak Presiden Prabowo. Jadikan mereka pemimpin yang penuh "welas asih" dan menjadi pelayan bagi rakyatnya. Jangan jadikan mereka pemimpin yang tidak takut kepada-MU dan tidak mengasihi kami", demikian penggalan kalimat terpanjatkan oleh Guntur Romli di depan Presiden Kelima RI (2001-2004), Ibu Megawati Soekarno Putri yang menjadi inspektur upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 80 di lapangan Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Di tengah himpitan masalah negeri, baik global maupun dalam negeri, pemimpin yang "welas asih" (belas kasihan atau kasih sayang yang tulus) memang sangat dibutuhkan. Pemimpin yang mampu merasakan penderitaan rakyat dan mendorongnya menyelesaikan permasalahan dengan penuh kasih sayang, keramahan, kebijaksanaan dan rendah hati.

Salah satu masalah yang dihadapi bangsa saat ini adalah himpitan tekanan anggaran yang mendorong kebijakan efisiensi dan prioritas program. Hal ini juga mempengaruhi turunnya postur anggaran pemerintah daerah, yang berujung pada usaha menaikkan pajak. Namun, kebijakan menaikkan pajak, sepertinya tidak menselaraskan dengan kondisi kehidupan rakyat. Hal ini, memicu polemik dan kericuhan di tengah masyarakat. Demo pajak di Pati Jawa Tengah (13 Agustus 2025) dan di Bone, Sulawesi Selatan (19 Agustus 2025), serta riak rakyat yang keberatan di Cirebon (Jawa Barat), Jombang (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah) dan beberapa daerah lainnya, adalah "warning" bagi pemimpin atas kebijakan yang tidak "welas asih" kepada rakyat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |