Sejumlah rumah dan bangunan di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, diserang Israel.
FAJAR.CO.ID, GAZA -- Sedikitnya 100 warga sipil Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam wilayah padat penduduk sejak Selasa malam hingga Rabu dini hari.
Otoritas setempat menyebut serangan ini sebagai eskalasi paling mematikan sejak kesepakatan gencatan senjata 10 Oktober lalu.
Serangan yang dilakukan Israel ini dinilai telah melanggar gencatan senjata yang telah diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dengan pelanggaran gencatan senjata itu Israel dinilai telah melakukan penghinaan terhadap Amerika Serikat.
Sementara itu, di media sosial, analis politik Amerika Serikat, Jackson Hinkle, turut membagikan video peristiwa penyerangan IDF terhadap warga sipil Palestina di Gaza.
"Video ini menunjukkan kerusakan besar yang disebabkan oleh serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat, di tengah Jalur Gaza," tulis Jackson Hinkle melalui akun media sosialnya, dikutip Kamis (30/10/2025).
Sementara itu Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza mengatakan, rudal-rudal Israel menghantam rumah-rumah penduduk dan tenda pengungsian yang menampung ribuan warga yang sebelumnya telah kehilangan tempat tinggal. Dari total korban tewas, 35 di antaranya adalah anak-anak.
Militer Israel (IDF) mengklaim bahwa mereka melancarkan 'serangkaian serangan terhadap puluhan target teroris dan anggota kelompok militan'.
Namun, fakta laporan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil yang tidak bersenjata.
Mengutip Vatican News, serangan besar-besaran ini disebut sebagai balasan atas serangan terhadap kendaraan militer Israel di Rafah yang menewaskan satu tentara cadangan pada Selasa sore.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































