
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sigit Sunarta, menyesalkan adanya informasi yang menyesatkan bahwa Joko Widodo bukan lulusan UGM. Termasuk ada yang menyangsikan indeks prestasi akademik (IPK) Presiden ke-7 RI tersebut.
"Pak Jokowi memiliki IPK yang jauh di atas syarat minimal 2,5. Pak Jokowi punya IPK lebih dari itu sehingga memenuhi syarat untuk bisa dikatakan lulus sarjana muda," ujar Sigit dalam video bertajuk UGM Menjawab Ijazah Joko Widodo yang diunggah di Youtube, dikutip pada Senin (25/8/2025).
Sigit menambahkan, untuk mendapatkan gelar sarjana harus menambah minimal 40 SKS. Sehingga, jika ditotal ada 160 SKS dengan minimal IPK 2,5.
Kemudian setelah itu lanjut ke sarjana. Sarjana itu menempuh 40 SKS tambahan. Kalau IPK-nya kurang dari 2,5 maka dikatakan tidak lulus," tegasnya.
Sigit menyampaikan sebagai dalam menyimpulkan suatu informasi sepatutnya didasarkan pada fakta dan metode penelitian yang baik.
Menurut Sigit, seharusnya pihak penuduh tidak hanya menampilkan ijazah dan skripsi Joko Widodo saja yang ditelaah namun harus juga melakukan perbandingan dengan ijazah dan skripsi yang diterbitkan pada tahun yang sama di Fakultas Kehutanan.
Soal penggunaan Font Time New Roman pada sampul skripsi dan ijazah seperti yang dituduhkan oleh Rismon Sianipar dianggap meragukan keaslian dokumen, Sigit menegaskan bahwa di tahun itu sudah jamak mahasiswa menggunakan font time new roman atau huruf yang hampir mirip dengannya, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: