
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Ronnie Hguchi Rusli menyarankan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa ke China. Menelusuri jejak Korupsi Kereta Api (KA) cepat Whoosh.
“Soal KA cepat Pak Menkeu bisa kirim orang ke China sampaikan tidak mau bayar KA Cepat karena “proyek penuh koruptor/mark up”,” kata Ronnie dikutip dari unggahannya di X, Selasa (14/10/2025).
Dia yakin semua catatannya ada di sana. Menurutnya, China akan buka-bukaan.
“Pasti China buka siapa saja yang terima Chien (uang) pembangunan KA Cepat. Semua pasti ada catatannya di China,” ujarnya.
Sebelumnya, Purbaya enggan menggunakan uang negara untuk beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh. Menanggapi hal itu, pihak istana akan menyiapkan pembayaran skema non-APBN.
Itu diungkapkan dalam acara Media Gathering Kemenkeu 2025 di Bogor, Jumat (10/10). Dia memutuskan APBN tidak akan digunakan untuk menanggung beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang dikelola PT KCIC.
Pemerintah, kata Purbaya, mendorong agar penyelesaian pembiayaan proyek strategis tersebut dilakukan melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang memiliki kapasitas keuangan dan sumber dividen mandiri sekitar Rp80 triliun per tahun.
Menurut Purbaya, langkah tersebut penting untuk memisahkan tanggung jawab antara pemerintah dan sektor swasta agar proyek infrastruktur tidak terus membebani APBN.
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menjelaskan dua opsi penyelesaian yang tengah dikaji, yakni melalui penambahan modal (equity) atau pengambilalihan infrastruktur oleh pemerintah sebagaimana praktik di industri perkeretaapian lainnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: