Kegiatan Dari Sudut Pandang Energi. Foto: Dok: Istimewa.
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Salah satu pakar energi dan dosen Univeristas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Syarifuddin Nojeng memberi respons positif terkait rencana untuk mempercepat elektrifikasi di desa
Menurutnya untuk langkah pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menggelontorkan anggaran Rp4,3 triliun untuk mempercepat elektrifikasi di desa tertinggal, terluar, terdepan (3T) adalah langkah yang bijak.
Apalagi, untuk program listrik desa dinilainya menjadi kunci untuk mendongkrak rasio elektrifikasi menuju 100 persen.
Ini juga bisa sekaligus membuka akses ekonomi baru bagi masyarakat terpencil.
"Target rasio elektrifikasi Indonesia kan harus 100 persen. Persoalannya kan banyak di daerah-daerah kita tidak semua bisa teraliri listrik karena persoalan lokasi yang terpencil itu,” kata Syarifuddin dalam diskusi bertema "Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran dari Sudut Pandang Energi" di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2025).
“Jadi untuk mencapai 100 persen itu memang butuh pendanaan yang luar biasa," ujarnya.
Lebih jauh, keputusan Kementerian ESDM terutama untuk menjangkau wilayah terpencil merupakan langkah realistis. Meski ada catatan kecil karena dinilai tidak mudah diselesaikan dalam waktu singkat.
Ungkapnya, beberapa daerah membutuhkan sistem pembangkit listrik hybrid agar listrik bisa berjalan 24 jam ,karena akses infrastruktur PLN yang berasal dari PLTU belum bisa mencapai daerah pelosok.
“Jadi kalau mau dibangun, itu harus melalui dengan hybrid, apakah Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) digabung dengan PLT Surya, atau dengan diesel,” jelasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































