3 terduga pelaku diamankan polisi saat melakukan penyisiran pada Selasa malam.
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Perang Kelompok yang berlangsung berhari-hari di wilayah Utara Kota Makassar membuat pihak kepolisian kelabakan.
Pasalnya, setelah dibubarkan, para pelaku yang terlibat dalam perang kelompok itu akan kembali saling serang ketika petugas gabungan berisitirahat atau menarik diri.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana, menyebut bahwa pihaknya terkadang mendapat perlawanan dari pelaku perang kelompok.
"Polisi selalu hadir mencegah walaupun di dalam proses itu kita kadang mendapatkan perlawanan pihak yang melakukan tawuran tersebut," ujar Devi, Rabu (19/11/2025).
Diakui Devi, mestinya dalam upaya meredam keributan berkepanjangan ini, seluruh elemen seperti orangtua hingga tokoh masyarakat turut terlibat.
"Yang bisa menghentikan tawuran itu sendiri adalah keinginan dari masyarakat itu sendiri," sebutnya.
Ia mendorong agar para orangtua bisa mencegah anak-anaknya agar tidak terlibat dalam aksi tidak terpuji itu.
"Itu yang paling utama. Kita mencegah keluarga kita jangan sampai ikut terlibat tawuran," Devi menuturkan.
"Beberapa kali kita terlibat pembubaran, sering kali kita mendapatkan perlawanan dari warga sekitar termasuk dari ibu-ibu yang menghambat pengamanan," tambahnya.
Devi kembali menegaskan, jika kota Makassar, khususnya di Kecamatan Tallo ingin aman dan kondusif, maka perlu kesadaran diri masing-masing.
"Jadi kita harapkan semua pihak turut serta bagaimana tidak ada yang terlibat tawuran," kuncinya.
Untuk diketahui, pada Selasa kemarin, pihak Kepolisian telah mengamankan tiga orang pemuda yang diduga terlibat dalam perang kelompok tersebut.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































