
FAJAR.CO.ID -- Permintaan Pemkab Sleman kepada guru-guru agar mencicipi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) sebelum dibagikan, menuai sorotan. Meski tujuannya untuk menghindari keracunan massal, tetapi juga dinilai seolah menjadikan guru "kelinci percobaan".
Beragam komentar warganet menyoroti kebijakan Pemkab Sleman yang meminta guru mencicipi dahulu makanan sebelum dibagikan agar tidak terjadi keracunan massal berulang.
Seperti keracunan massal yang terjadi di Kapanewon Mlati, Sleman, pekan lalu. Keracunan massal terjadi usal siswa menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pemkab Sleman pun mengambil langkah antisipasi untuk mencegah siswa menjadi korban keracunan makanan. Salah satunya, Pemkab mewajibkan para guru memastikan kelayakan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan melakukan pengecekan, bahkan bila perlu mencicipinya, sebelum dibagikan kepada siswa.
Sekretaris Kabupaten Sleman, Susmiarto, menjelaskan kebijakan itu muncul setelah pihaknya menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Menurutnya, pengecekan langsung oleh guru penting agar kasus keracunan tidak terulang.
“Ke depan harus ada SOP tertulis yang mengatur prosedur pengecekan ini. Guru bisa mencicipi lebih dulu supaya kualitas makanan benar-benar terjamin,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Ia menambahkan, saat kasus keracunan di Mlati terjadi, ada beberapa guru yang juga ikut bergejala karena sempat mencicipi menu MBG. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar setiap distribusi makanan ke sekolah ditambah satu porsi khusus untuk kebutuhan uji rasa, mengingat jatah MBG sejauh ini hanya dialokasikan untuk siswa.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: