Potret anak-anak Gaza yang memprihatinkan akibat blokade Israel
FAJAR.CO.ID, BRUSSELS – Seorang pejabat senior di badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menekankan bahwa Israel melanggar hukum internasional dengan terus memberlakukan pembatasan aliran bantuan ke Gaza, di mana penduduknya masih sangat kekurangan makanan dan barang-barang penyelamat saat musim dingin tiba.
Dalam sebuah wawancara saat kunjungan baru-baru ini ke Brussels, Natalie Boucly, wakil komisaris jenderal UNRWA, mengatakan bahwa seluruh dunia, termasuk Uni Eropa dan AS, perlu meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Israel untuk memastikan aliran bantuan tanpa batas ke Gaza.
"UNRWA memiliki cukup makanan, tenda, dan kebutuhan pokok lainnya untuk mengisi hingga 6.000 truk," kata Boucly.
“Dengan semakin dekatnya musim dingin dan kelaparan yang terus melanda penduduk, sangat penting bahwa semua bantuan ini diizinkan masuk ke Gaza tanpa penundaan,” ujarnya.
“Persediaan kami akan mampu menyediakan makanan … untuk seluruh penduduk selama sekitar tiga bulan. Dan itu pun tertahan di luar (di Yordania dan Mesir), tidak bisa masuk. Dan hal yang sama juga berlaku untuk badan-badan PBB lainnya karena pembatasan dan kendala masih ada.”
Ia memperkirakan bahwa hanya sekitar setengah, dari 500-600 truk yang dibutuhkan setiap hari berhasil masuk ke wilayah yang hancur.
Boucly mengatakan Israel sebagai kekuatan pendudukan tidak mematuhi hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional, merujuk pada Konvensi Jenewa Keempat serta pendapat penasihat terbaru dari Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa Israel harus memastikan bahwa rakyat di wilayah Palestina yang diduduki memiliki pasokan penting untuk kehidupan sehari-hari.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































