
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa blak-blakan mengenai tanggapan Direktur Utama (Dirut) bank BUMN. Usai diguyur bantuan likuidasi Rp200 triliun.
"Kamu ngomong ke dirut bank deh, dia udah pusing dikasih duit banyak nih,” kata Purbaya ke jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/9/2024).
Ia menuturkan, saat ia mau menyalurkan dana tersebut. Para Dirut bilang hanya sanggup menyalurkan Rp7 triliun.
“Tahu nggak, waktu saya mau salurin Rp200 triliun banknya bilang apa? 'Saya hanya sanggup serap Rp7 triliun',” tuturnya.
“Saya bilang, 'enak aja, kasih sana semua'. Biar mereka mikir. Jadi bukan saya saja yang mikir, mereka yang mikir," sambung Purbaya.
Lima bank yang diberikan dana Rp200 triliun itu, merupakan bank BUMN. Masing-masing PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Ia mengatakan sampai saat ini belum ada rencana untuk menambah dana likuiditas ke bank-bank.
“Pada dasarnya seperti naruh uang di bank suka-suka sampai kapan muter di situ supaya muter di pereknonomian, biar dirut banknya yang mikir. Kalau ditambah. Nanti kita lihat kondisinya. Sekarang aja pusing," ucapnya.
Terkait alokasinya, ia mengatakan semuanya diserahkan ke pihak bank. Kalaupun bingung, ada pemandu yang akan mendampingi.
“Untuk alokasi, niat saya adalah suka-suka banknya. Tapi kalau bank-nya bingung, nanti ada guidence, dia bisa manfaatkan uang itu untuk memanfaatkan program-program unggulan pemerintah. Jadi win-win solution," ucapnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: