
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pornografi mengintai anak di ruang digital. Konten tersebut berpotensi merusak perkembangan psikologis dan perilaku anak.
Itu diungkapkan Tim Reaksi Cepat (TRC) Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) Kota Makassar, Abu Thalib. Saat diskusi yang digelar di Hotel Golden Tulip, Rabu (20/8/2025).
Thalib mengatakan pornografi bukan sekadar tontonan. Ia menyebut, paparan sejak dini bisa menimbulkan dampak serius pada kesehatan mental dan sosial anak.
“Ketika pertama kali melihat pornografi, anak biasanya merasa terkejut dan tidak nyaman. Namun lambat laun, otak mereka memproduksi dopamin yang memicu rasa puas dan kecanduan,” jelas Abu Talib.
Menurutnya, anak yang terbiasa mengonsumsi konten pornografi berisiko tinggi mengalami desensitisasi. Artinya, mereka menjadi tidak peka terhadap nilai kesusilaan dan cenderung mencari level pornografi yang lebih ekstrem.
Abu Talib menambahkan, dampak paling mengkhawatirkan adalah munculnya perilaku meniru. Anak bisa menganggap pornografi sebagai standar kasih sayang dan mulai melakukan penyimpangan seksual di usia muda.
“Selain itu, anak pecandu pornografi rentan mengalami gangguan emosi, sulit fokus, hingga penurunan prestasi belajar. Hubungan sosial mereka pun kerap terganggu,” ungkapnya.
Ia menilai, pencegahan bisa dilakukan melalui komunikasi terbuka dalam keluarga. Orang tua diminta tidak tabu menjelaskan tentang seksualitas sehat dan bahaya pornografi kepada anak-anak.
Sementara itu, Muh. Zulhajar dari Tim Reaksi Cepat UPTD PPA Makassar menekankan aspek hukum bagi pelaku penyebaran pornografi. Menurutnya, regulasi di Indonesia sudah tegas mengatur sanksi pidana.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: