
FAJAR.CO.ID - Albania mencatat sejarah dengan memperkenalkan menteri pertama di dunia yang diciptakan oleh kecerdasan buatan (AI), bernama Diella.
Mengenakan pakaian tradisional Albania dan diberi nama dari kata “matahari,” Diella ditugaskan untuk mengawasi tender publik serta mengelola kontrak pemerintah.
Dikutip dari postingan akun instagram @trtworld, Perdana Menteri Edi Rama menyebut langkah ini sebagai upaya menjadikan Albania negara dengan tender publik 100% bebas dari korupsi.
Menurutnya, AI tidak bisa disuap, diancam, ataupun dipengaruhi kepentingan tertentu. Data resmi menunjukkan, sejak pertama kali diluncurkan pada Januari, Diella telah membantu menerbitkan lebih dari 36.000 dokumen digital dan menyediakan hampir 1.000 layanan publik.
Langkah revolusioner Albania ini menimbulkan pertanyaan besar, mungkinkah konsep serupa diterapkan di negara lain, termasuk Indonesia?
AI Sebagai Menteri dan DPR
Jika menteri atau bahkan anggota DPR digantikan atau dibantu AI, sejumlah manfaat besar dapat dirasakan.
Pertama, transparansi dan anti-korupsi. AI bekerja berdasarkan data dan aturan, bukan kepentingan pribadi, sehingga lebih sulit dimanipulasi.
Kedua, kecepatan dalam pengambilan keputusan. AI mampu menganalisis ribuan data secara real-time, mempercepat proses legislasi maupun kebijakan publik.
Selain itu, AI menjanjikan konsistensi kebijakan jangka panjang. Tidak seperti manusia yang bisa berubah haluan karena tekanan politik, AI dapat menjaga arah kebijakan agar tetap stabil.
Dari sisi pelayanan, AI juga bisa bekerja 24 jam, melayani kebutuhan masyarakat tanpa lelah.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: