
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tertangkapnya Immanuel Ebenezer atau Noel, aktivis 98 sekaligus mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan menjadi momentum penting di tengah komitmen Presiden Prabowo Subianto yang selalu menegaskan perang terhadap korupsi.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyatakan daam pidatonya, Presiden berkali-kali menegaskan komitmen memberantas korupsi, bahkan mengancam seluruh jajarannya agar menjauhi perilaku koruptif. Bahkan Presiden sendiri berjanji akan memimpin upaya mengejar koruptor hingga ke Antartika.
Menurutnya, kasus Noel ini menjadi alarm bahaya bagi Presiden Prabowo dalam agenda pemberantasan korupsi dan implementasi program-program strategis pemerintah.
"Namun, kasus Noel justru menunjukkan betapa sulitnya memberantas korupsi. Bahwa Noel yang seharusnya melindungi kepentingan rakyat malah justru memeras mereka dengan menaikkan tarif sertifikat K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dari Rp275.000 menjadi Rp6 juta per sertifikat," kata Wijayanto dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Senin (25/8/2025).
Alih-alih memperbaiki birokrasi, Noel justru meneruskan praktik lama bahkan meminta bagian dari aliran dana korupsi. “Lebih ironis lagi, praktik tersebut melibatkan ASN hingga pejabat eselon II, dan dilakukan sejak bulan pertama ia menjabat,” ujar Wijayanto.
Ia menambahkan, banyak pihak meyakini posisi Wakil Menteri hanya dijadikan batu loncatan untuk melakukan korupsi.
Situasi ini, sambung Wijayanto, tidak berdiri sendiri. Pada saat bersamaan, Kementerian Agama juga tengah diperiksa KPK terkait kuota haji, sementara Kementerian Komunikasi dan Digital ditelisik terkait kasus perlindungan judi online.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: