Fimela.com, Jakarta Dalam menjalin sebuah hubungan, penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan atau 'red flag' yang bisa mengindikasikan adanya masalah. Terutama jika pasangan menunjukkan ciri-ciri narsistik. Apa saja ciri-cirinya? Bagaimana kita bisa mengenalinya sejak dini? Seorang pakar hubungan membagikan tiga frasa kunci yang sering digunakan oleh pasangan narsistik sebagai bentuk manipulasi dan kontrol.
Frasa-frasa ini mungkin terdengar biasa saja, namun jika diucapkan secara berulang dan dalam konteks tertentu, bisa menjadi indikasi adanya pola perilaku narsistik yang merugikan. Apa saja ketiga frasa tersebut? Bagaimana cara menghadapinya? Dilansir dari berbagai sumber, mari kita simak penjelasan lengkapnya agar Sahabat Fimela bisa lebih waspada dan menjaga diri dari hubungan yang tidak sehat.
Dengan memahami taktik manipulasi yang umum digunakan oleh narsisis, Sahabat Fimela dapat melindungi diri sendiri dan membuat keputusan yang lebih tepat tentang hubungan romantis. Yuk, kita bahas lebih lanjut!
"Maaf Kamu Merasa Seperti Itu": Bentuk Penolakan Terselubung
Ketika pasangan mengucapkan "Maaf kamu merasa seperti itu," sekilas terdengar seperti permintaan maaf yang tulus. Namun, sebenarnya frasa ini adalah bentuk penolakan terhadap perasaan Sahabat Fimela. Pasangan narsisis menghindari tanggung jawab atas perilaku mereka yang menyebabkan kamu merasa tidak nyaman.
Mereka memindahkan kepemilikan perasaan tersebut sepenuhnya kepada kamu, alih-alih meminta maaf atas tindakan mereka. Ini adalah pernyataan anti-empati, menunjukkan kurangnya keinginan untuk memahami sudut pandangmu. Mereka seolah berkata, "Perasaanmu adalah masalahmu, bukan masalahku."
Ungkapan yang lebih empatik akan mengakui perasaanmu, bahkan jika mereka tidak setuju dengannya. Contohnya, "Aku mengerti kamu marah. Aku tidak yakin kenapa, tapi aku ingin memahaminya." Perhatikan perbedaan halus namun signifikan dalam respons ini, Sahabat Fimela.
"Kamu Punya Masalah Kemarahan": Mengalihkan Kesalahan
Frasa "Kamu punya masalah kemarahan" sering digunakan untuk mengalihkan kesalahan saat Sahabat Fimela mengungkapkan ketidakpuasan. Pasangan narsisis akan menuduhmu sebagai penyebab masalah, bukan dirinya sendiri. Mereka memproyeksikan kemarahan mereka kepadamu, membuatmu merasa bersalah dan meragukan diri sendiri.
Padahal, menjadi marah adalah reaksi alami terhadap situasi yang tidak adil. Namun, pasangan narsisis akan menggunakan frasa ini untuk memvalidasi perilaku buruk mereka dan membuatmu merasa bersalah karena telah bereaksi terhadapnya. Ini adalah bentuk manipulasi yang sangat merugikan.
Ingatlah, Sahabat Fimela, bahwa mengungkapkan perasaan marah secara sehat adalah hal yang wajar. Jangan biarkan pasangan membuatmu merasa bersalah karena memiliki emosi. Jika kamu merasa terus-menerus disalahkan atas reaksi emosionalmu, ini bisa menjadi tanda 'red flag' yang serius.
"Kamu Merusak Semuanya": Taktik Membuatmu Merasa Bersalah
Frasa "Kamu merusak semuanya" bertujuan untuk membuat Sahabat Fimela merasa bersalah. Pasangan narsisis akan terkejut dan marah jika kamu mencoba membahas masalah dalam hubungan atau mengungkapkan bahwa mereka telah menyakitimu. Mereka mungkin akan bereaksi secara dramatis atau menarik diri untuk menghindari konfrontasi.
Ini adalah taktik untuk menghindari tanggung jawab dan mengendalikanmu secara emosional. Mereka ingin kamu merasa bersalah karena telah "mengganggu" kedamaian mereka, meskipun sebenarnya mereka yang menciptakan masalah tersebut. Taktik ini sangat efektif untuk membuatmu merasa tidak berdaya dan bergantung pada mereka.
Jika kamu sering mendengar frasa ini, penting untuk menyadari bahwa kamu tidak bersalah. Kamu berhak untuk mengungkapkan perasaanmu dan membahas masalah dalam hubungan tanpa merasa takut atau bersalah. Jangan biarkan pasangan narsisis mengendalikanmu dengan taktik manipulasi ini, Sahabat Fimela.
Narsisis adalah individu yang memiliki gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder/NPD). Mereka ditandai dengan rasa penting diri yang berlebihan, kebutuhan akan kekaguman yang besar, dan kurangnya empati. Hubungan dengan narsisis seringkali melelahkan secara emosional, membuat pasangannya merasa bingung, diragukan, dan kehilangan harga diri.
Selain tiga frasa di atas, ada banyak tanda lain yang menunjukkan perilaku narsisis, seperti gaslighting (memanipulasi seseorang hingga meragukan realitasnya), perilaku mengontrol, dan perubahan suasana hati yang sering. Jika Sahabat Fimela merasa berada dalam hubungan dengan seseorang yang menunjukkan tanda-tanda narsisis, penting untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental atau konselor. Mencari bantuan adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan mental dan kesejahteraanmu.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.