Tiga Narasi yang Mengungkap Penyebab Banjir di Sumatera

8 hours ago 3
Tumpukan kayu yang terbawa arus banjir di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025). (Antara )

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Founder of Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengungkap fakta di balik banjir di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera. Dia mengungkpapkan ada sesuatu dari sekadar banjir.

“Banjir mungkin datang dari langit, tapi kemarahan publik datang dari bawah,” kata Ismail dikutip dari uggahannya di X, Rabu (3/12/2025).

Dia mengatakan, realitasnya jalan-jalan terputus, dan warga berteriak minta tolong. Sementara itu, negara sibuk berdebat soal status bencana nasional.

“Di balik semua itu, satu pertanyaan menggantung di udara. Apakah Aceh dan Sumatera sedang kebanjiran air, atau sedang kebanjiran ketidakadilan?” ujarnya.

Laporan Drone Emprit menunjukkan. betapa besar skala bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Antara 25–29 November 2025 saja, percakapan publik mencapai 102.599 mentions dengan 382 juta interaksi, mayoritas dari X/Twitter dan TikTok.

Di lapangan, kerusakan sangat masif. Jembatan putus, jalan nasional lumpuh, puluhan kecamatan terisolasi, dan korban jiwa melonjak hingga 303 orang pada 29 November.

“Tetapi data ini mengungkap sesuatu yang lebih besar dari bencana. Kemarahan terhadap persepsi ketidakadilan politik,” paparnya.

Di media sosial, sentimen negatif mencapai 35–46%. Ada berbagai alasan yang mendorong.

Seperti penolakan pemerintah menetapkan status bencana nasional, isu Jawa-sentrisme dalam penanganan bencana, tuduhan bahwa izin tambang & sawit adalah akar kerusakan ekologis, dan Persepsi bahwa Sumatera diabaikan karena bukan Jawa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |