Percaya Cinta pada Pandangan Pertama? Intip Dulu Mitos dan Faktanya!

2 weeks ago 30

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah kamu merasa seolah waktu berhenti sesaat ketika tanpa sengaja bertatapan dengan seseorang yang belum dikenal? Dalam hitungan detik, jantung berdegup lebih cepat, dan muncul perasaan tak terjelaskan—seakan ada ikatan yang tercipta begitu saja. Momen seperti ini sering digambarkan sebagai cinta pada padangan pertama. 

Fenomena ini telah menjadi bagian dari banyak kisah romantis, mulai dari novel klasik, film populer, hingga drama korea. Namun, di balik pesonanya yang memikat, muncul pertanyaan: apakah cinta pada pandangan pertama benar-benar nyata, atau sekadar mitos yang dibentuk oleh ekspektasi dan khayalan kita semata?

Dalam artikel yang dilansir dari beberapa sumber termasuk psychologytoday.com ini, Fimela akan mengulas secara lebih mendalam mengenai fakta dan mitos seputar cinta pada pandangan pertama.

Fakta #1: Cinta Pandangan Pertama Itu Nyata, Namun...

Sebagian besar orang pernah mengalami ketertarikan kuat saat pertama kali bertemu seseorang. Bahkan sebuah studi dari University of Groningen menunjukkan bahwa 34% responden mengaku pernah mengalami cinta pada pandangan pertama. Mereka menggambarkannya sebagai momen emosional yang intens dan terasa “klik” sejak awal. 

Namun menurut Dr. Helen Fisher, seorang antropolog biologis, yang terjadi sebenarnya adalah reaksi otak terhadap sinyal visual, bahasa tubuh, dan harapan akan cinta. Jadi meskipun terasa seperti cinta, perasaan itu lebih tepat disebut sebagai ketertarikan romantik yang sangat cepat muncul.

Fakta #2: Peran Hormon dan Otak Sangat Signifikan

Begitu kamu melihat seseorang yang menarik, otak secara otomatis melepas zat-zat kimia seperti dopamin (rasa senang), adrenalin (detak jantung meningkat), oksitosin (rasa nyaman), dan feniletilamin (zat kimia cinta alami). Kombinasi ini menciptakan sensasi kuat yang sering dikira sebagai “jatuh cinta”. 

Namun, perasaan tersebut sebenarnya adalah respons biologis yang sifatnya sementara. Meskipun nyata, itu belum tentu menunjukkan adanya cinta yang dalam atau hubungan yang akan bertahan dalam jangka panjang.

Fakta #3: Bisa Jadi Awal, Tapi Tak Menjamin Hubungan Bertahan

Cinta pada pandangan pertama memang bisa menjadi awal dari sebuah kisah cinta yang indah. Ketertarikan awal bisa memicu rasa penasaran, kedekatan emosional, dan bahkan membangun hubungan yang serius.

Namun, percikan di awal saja tidak cukup. Hubungan yang sehat membutuhkan waktu, komunikasi yang baik, dan kesediaan untuk tumbuh bersama. Banyak pasangan yang berhasil bukan karena instan “jatuh cinta”, tapi karena mau saling mengenal dan berproses.

Fakta #4: Ekspektasi Budaya Bisa Menyesatkan

Film, buku, dan media sosial sering menggambarkan cinta pandangan pertama sebagai momen yang penuh keajaiban dan takdir. Tak heran, banyak orang cenderung menyalahartikan rasa tertarik sebagai cinta sejati, hanya karena terbawa suasana atau harapan. 

Fenomena ini dikenal sebagai retrospective idealization, yaitu kecenderungan seseorang untuk mengingat momen awal pertemuan sebagai lebih romantis daripada kenyataannya. Bahkan pasangan yang sudah lama bersama pun kerap “membumbui” kisah awal mereka agar terasa lebih istimewa.

Mitos #1: Cinta Pandangan Pertama Berarti Bertemu Soulmate

Memang terasa romantis jika menganggap cinta pada pandangan pertama sebagai pertemuan dengan belahan jiwa. Namun kenyataannya, hubungan yang langgeng dan sehat lebih ditentukan oleh kecocokan visi hidup, komunikasi yang terbuka, dan kematangan emosional—bukan hanya kesan awal yang kuat.

Banyak hubungan yang terlihat menjanjikan di awal justru tidak bertahan lama karena tidak didukung fondasi yang kokoh. Maka dari itu, penting untuk tidak terburu-buru menyimpulkan segalanya dari pertemuan pertama.

Mitos #2: Kalau Tak Ada “Getaran”, Bukan Cinta

Sebagian orang percaya bahwa cinta harus datang dengan getaran kuat sejak awal. Padahal, cinta sejati justru sering tumbuh perlahan dari waktu ke waktu. Kedekatan emosional yang berkembang secara bertahap bisa menghasilkan ikatan yang lebih stabil dan mendalam.

Psikolog menyebut jenis cinta ini sebagai companionate love—cinta yang berakar dari rasa aman, kepercayaan, dan komitmen. Jadi, jangan langsung menutup kemungkinan hanya karena pertemuan pertama terasa biasa saja.

Mitos #3: Cinta Pandangan Pertama Selalu Saling Membalas

Sayangnya, cinta pada pandangan pertama tidak selalu dirasakan oleh dua orang secara bersamaan. Kamu mungkin merasa terhubung secara instan, tapi belum tentu orang tersebut merasakan hal yang sama. Ini bisa menimbulkan kekecewaan jika harapan tidak sesuai kenyataan.

Untuk itu, penting menjaga ekspektasi tetap realistis. Jangan ragu merasakan ketertarikan, tapi beri ruang dan waktu untuk mengenal satu sama lain lebih dalam sebelum menyimpulkan apapun.

Sahabat Fimela, percikan pertama memang bisa jadi awal kisah indah, tapi cinta sejati biasanya dibangun bukan hanya dari tatapan pertama, melainkan dari waktu, usaha, dan kesediaan untuk tumbuh bersama. Jadi, sebaiknya nikmati prosesnya saja, ya!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Amelia Salsabila Aswandi

    Author

    Amelia Salsabila Aswandi
  • Anisha Saktian Putri

    Editor

    Anisha Saktian Putri
Read Entire Article
Relationship |