Menjalani Hidup Tenang, 4 Kepribadian yang Jarang Tampil di Media Sosial

4 days ago 17

Fimela.com, Jakarta Ketika Anda berfoto lucu bersama teman dekat, apa yang biasanya Anda lakukan terlebih dahulu? Hampir pasti, Anda akan langsung membagikannya di Instagram atau platform media sosial lainnya. Inilah yang terjadi dalam dunia media sosial—setiap kali ada momen menarik, rasanya sulit untuk tidak membagikannya kepada orang lain.

Namun, ada juga orang-orang yang tidak merasa terikat dengan media sosial. Meski terdengar mengejutkan, banyak individu tetap dapat terhubung dengan orang lain tanpa menjadikan media sosial sebagai pusat kehidupan mereka. Media sosial memang memudahkan kita berkomunikasi dengan teman dan keluarga yang jarang ditemui, tetapi bukan berarti itu adalah satu-satunya cara untuk berinteraksi.

Perbedaan yang jelas terlihat antara mereka yang aktif di media sosial dan yang jarang memperbarui status atau membagikan foto. Mungkin Anda ingin tahu bagaimana karakter orang-orang yang tidak merasa perlu mendokumentasikan setiap momen hidup mereka, dibandingkan dengan mereka yang sulit melepaskan diri dari platform tersebut. Dilansir Fimela.com mengutip dari Life Hack, Jumat (31/1/2025), berikut ini adalah beberapa ciri khas orang yang tidak sering mengunggah status atau foto di media sosial.

Media sosial kini jadi platform berbagi momen dan informasi yang terjadi dalam kehidupan kita. Namun, kadang pengguna mengunggah informasi pribadi yang penting dan tidak perlu diketahui oleh publik.

1. Mereka semakin peka terhadap lingkungan di sekitar.

Menjauh dari media sosial memberi Anda kesempatan untuk menjelajahi dan mengamati dunia secara langsung. Dengan melakukannya, Anda dapat membentuk perspektif sendiri dan menikmati keindahan sekitar tanpa terpengaruh oleh informasi yang bias. Pengalaman langsung ini membuat Anda merasa lebih terhubung dengan lingkungan dan orang-orang di sekitar.

2. Mereka tidak menyukai bersembunyi di balik layar.

Apakah Anda pernah menuliskan komentar atau status yang berisi pendapat yang sebenarnya tidak akan Anda ucapkan secara langsung? Mereka yang tidak tergantung pada media sosial telah berlatih untuk menyampaikan pendapat secara langsung tanpa harus mengandalkan platform digital.

Kepercayaan diri mereka muncul dari kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dengan jelas dan verbal. Dalam situasi seperti itu, sering kali audiens tidak memiliki pilihan lain selain mendengarkan apa yang disampaikan.

3. Mereka merasakan kebahagiaan dalam momen sekarang.

Di era media sosial yang sangat mendominasi kehidupan kita, banyak orang melihat setiap aktivitas sebagai kesempatan untuk mengambil foto dan mengumpulkan likes serta komentar. Contohnya, saat menonton konser, banyak penonton yang tidak sepenuhnya menikmati pertunjukan karena mereka lebih fokus pada layar ponsel, berusaha mengabadikan setiap momen untuk dibagikan kepada orang lain.

Sementara itu, mereka yang tidak terlibat dalam media sosial dapat menikmati konser tersebut tanpa merasa tertekan untuk tampil baik di depan kamera. Mereka benar-benar merasakan keindahan penampilan dan suara langsung dari konser yang mereka hadiri.

Dengan mengurangi ketergantungan pada media sosial, Anda bisa memperkuat hubungan dengan orang-orang terkasih, kembali merasakan pengalaman di dunia nyata, dan berhenti menghabiskan waktu untuk mengenang "apa yang pernah terjadi". Sebagaimana adanya, media sosial tidak akan menjadi masalah jika digunakan dengan bijak dan dalam batas yang wajar.

4. Mereka lebih memilih menjaga hubungan secara langsung.

Media sosial memang memberikan kemudahan bagi kita untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman. Namun, jika yang dimaksud dengan "tetap terhubung" hanya sebatas membaca status di Facebook dan menyukai foto-foto mereka, maka itu hanyalah interaksi sepihak.

Sementara itu, orang-orang yang tidak terlalu bergantung pada media sosial berusaha untuk tetap menjalin hubungan dengan orang-orang terkasih secara langsung.

Mereka lebih memilih untuk duduk bersama sahabat di kafe, dengan ponsel yang disimpan di saku, dan berbagi cerita kehidupan yang tidak ingin mereka publikasikan secara online. Dalam pandangan mereka, ungkapan "Sampai jumpa lagi" sejatinya berarti, "Aku berencana untuk bertemu denganmu lagi minggu depan."

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Mochamad Rizal Ahba Ohorella

    Author

    Mochamad Rizal Ahba Ohorella
Read Entire Article
Relationship |