Cinta atau Manipulasi? Ini 6 Tanda Kekerasan Verbal dan Emosional dalam Hubungan yang Harus Disadari

13 hours ago 3

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, kekerasan emosional merupakan masalah serius dalam beberapa hubungan asmara. Terkadang, tanda-tandanya bisa tampak sangat jelas, tetapi sering kali juga tersembunyi dan sulit dikenali. Kekerasan ini dapat berupa hinaan halus yang membuat kita mempertanyakan harga diri, hingga memulai pertengkaran dan mengisolasi diri dari orang lain. Apa pun bentuknya, kekerasan jenis ini dapat menimbulkan dampak psikologis yang menghancurkan diri sendiri secara perlahan-lahan jika terus menerus dipertahankan. 

Kekerasan emosional dapat terjadi ketika seseorang berusaha untuk mengendalikan orang lain dengan berbagai cara, seperti mengkritik, mempermalukan, menyalahkan, atau memanipulasi mereka. Meskipun yang paling sering terjadi dalam hubungan berpacaran dan menikah saja, nyatanya kekerasan mental atau emosional ini juga dapat terjadi dalam hubungan apa pun, termasuk dalam hubungan persahabatan, keluarga, atau lingkungan kerja. Namun, pada kesempatan kali ini, kita akan berfokus pada kekerasan emosial dalam hubungan asmara, tetapi tidak menutup kemungkinan kamu juga bisa mendapati beberapa tanda-tanda ini beberapa jenis hubungan. 

Ada beberapa tanda bahaya yang bisa mengindikasikan adanya kekerasann emosional dalam hubungan asmara kamu. Ingatlah, bahwa meskipun pasangan tidak melakukan semua tanda ini, tetapi hanya beberapa di antaranya saja, hubungan yang sedang dijalankan tetap bisa dikategorikan sebagai hubungan yang penuh dengan kekerasan emosional di dalamnya.

Saat mengevaluasi  hubungan, perhatikan kembali bagaimana interaksi tersebut memengaruhi perasaan. Kekerasan emosional sering kali bersifat halus dan sulit dideteksi. Jika hubungan yang sedang dijalankan membuat kamu merasa tertekan, takut, atau tidak berharga, mungkin sudah saatnya untuk mempertanyakan apakah kamu sedang berada dalam hubungan yang sehat atau tidak. Melansir dari verywellmind.com, berikut ini adalah tanda-tanda yang perlu kamu sadari dan waspadai dalam menjalankan suatu hubungan asmara bersama pasangan. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini. 

Tanda-tanda Kekerasan Emosional

1. Harapan yang Tidak Realistis

Salah satu tanda kekerasan emosional adalah jika pasangan menaruh harapan yang tidak realistis kepada kamu. Contohnya sebagai berikut ini. 

  • Mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal.
  • Mengharapkan kamu dapat mengesampingkan semuanya dan memenuhi kebutuhan dirinya saja.
  • Menuntut kamu menghabiskan seluruh waktu bersama sepanjang waktu.
  • Merasa tidak puas, tidak peduli seberapa keras mencoba atau seberapa banyak kamu memberi, tetap tidak akan dianggap.
  • Sellau mengkritik karena tidak dapat menyelesaikan sesuatu sesuai standar yang pasangan kamu inginkan.
  • Mengharapkan kamu untuk berbagi pendapat (misalnya, kamu tidak diizinkan untuk memiliki pendapat yang berbeda dari pasangan ketika sedang mendiskusikan liburan bersama).
  • Menuntut untuk menyebutkan tanggal dan waktu yang tepat ketika mendiskusikan hal-hal yang membuat kamu kesal (dan ketika kamu tidak dapat melakukan hal ini, pasangan mungkin akan mengabaikan kejadian tersebut seolah-olah tidak pernah terjadi sama sekali). 

2. ​Meremehkan dan Mengabaikan

Tanda lain bahwa pasangan mungkin melakukan kekerasan emosional adalah jika mereka tidak menghargai kamu sebagai pasangannya yang ideal. Berikut ini adalah beberapa contoh dari ketidakpedulian tersebut. 

  • Meremehkan, mengabaikan, atau mendistorsi persepsi atau realitas kamu.
  • Menolak menerima perasaan dengan mencoba menentukan bagaimana kamu seharusnya merasa di dalam hubungan.
  • Meminta untuk menjelaskan perasaan kamu berulang kali.
  • Menuduh "terlalu sensitif," "terlalu emosional," atau bahkan menyebut kamu "gila" dalam beberapa situasi. 
  • Menolak untuk mengakui atau menerima pendapat atau ide kamu sebagai sesuatu yang valid.
  • Menolak permintaan, keinginan, dan kebutuhan kamu sebagai sesuatu yang konyol atau tidak beralasan sama sekali.
  • Menyarankan bahwa persepsi kamu salah atau tidak dapat dipercaya dengan mengatakan hal-hal seperti "Kamu membesar-besarkannya" atau "Melebih-lebihkan".
  • Menuduh kamu egois, terlalu menuntut, atau materialistis ketika mengungkapkan keinginan dan kebutuhan, seolah-olah kamu tidak berhak memilikinya.

3. Menciptakan Kekacauan

Tahukah kamu? Bahwa pasangan yang suka melakukan kekerasan emosional juga cenderung menciptakan kekacauan yang tidak biasa. Berikut ini adalah beberapa contoh tanda bahaya yang dilakukannya. 

  • Memulai argumen hanya demi berdebat.
  • Membuat pernyataan yang membingungkan dan bertentangan dengan jawaban kamu.
  • Mengalami perubahan suasana hati yang drastis atau ledakan emosi yang tiba-tiba dan semuanya disalurkan ke kamu. 
  • Mengkritik pakaian, rambut, pekerjaan, dan masih banyak lagi.
  • Berperilaku sangat tidak menentu dan tidak terduga sehingga kamu merasa seperti sedang berjalan di atas kulit telur yang rawan pecah. 

4. Menggunakan Pemerasan Emosional

Jika pasangan sedang mencoba menggunakan emosi yang kamu miliki untuk melawan kamu juga, ini juga bisa menjadi  tanda kekerasan emosional yang perlu disadari. Contoh pemerasan emosional ini dapat meliputi beberapa hal berikut ini.

  • Memanipulasi dan mengendalikan kamu dengan selalu membuat kamu merasa bersalah.
  • Mempermalukan kamu di depan umum atau secara pribadi ketika bertengkar.
  • Menggunakan ketakutan, nilai-nilai, kasih sayang, atau tombol-tombol panas lainnya untuk mengendalikan.
  • Melebih-lebihkan kekurangan atau menunjukkannya untuk mengalihkan perhatian atau menghindari tanggung jawab atas pilihan atau kesalahan kamu sendiri yang buruk.
  • Menyangkal bahwa suatu peristiwa terjadi atau berbohong tentang hal-hal tertentu.
  • Menghukum dengan tidak memberikan kasih sayang atau bersikap diam terhadap kamu.

5. Merendahkan dan Merasa Lebih Unggul

Pelaku kekerasan emosional sering kali bersikap superior dan merasa berhak mengontrol segalanya. Jika pasangan  menunjukkan tanda-tanda berikut, hubungan yang sedang dijalankan mungkin mengandung kekerasan emosional sebagai berikut ini. 

  • Memperlakukan kamu seolah-olah lebih rendah atau tidak sebanding dengannya.
  • Menyalahkan atas kesalahan dan kekurangan mereka sendiri.
  • Selalu meragukan pendapat dan berusaha membuktikan bahwa kamu selalu salah.
  • Melecehkan dengan dalih bercanda atau membuat lelucon yang merendahkan.
  • Mengatakan bahwa pendapat, nilai, dan pemikiran kamu bodoh, tidak logis, atau "tidak masuk akal".
  • Berbicara kasar atau merendahkan, baik secara langsung maupun tersirat.
  • Menggunakan sarkasme secara berlebihan dalam interaksi.
  • Bersikap seolah mereka selalu benar, lebih pintar, dan tahu segalanya.

6. Mengontrol dan Mengisolasi

Pelaku kekerasan emosional sering kali berusaha mengisolasi dan mengendalikan pasangan mereka. Berikut ini adalah beberapa bentuk perilaku tersebut.

  • Mengontrol siapa yang ditemui atau habiskan waktu bersama, termasuk teman dan keluarga sendiir.
  • Memantau secara digital, termasuk mengirimi pesan teks, media sosial, dan email.
  • Menuduh selingkuh dan cemburu pada hubungan pertemanan atau luar lainnya.
  • Mengambil atau menyembunyikan kunci mobil atau motor.
  • Menuntut untuk mengetahui di mana kamu berada setiap saat atau menggunakan GPS untuk melacak setiap gerakan yang sedang dilakukan.
  • Memperlakukan seperti harta benda atau properti.
  • Mengkritik atau mengolok-olok teman, keluarga, dan rekan kerja kamu.
  • Menggunakan kecemburuan dan kedengkian sebagai tanda cinta dan menghalangi kamu untuk bersama orang lain selain mereka.
  • Memaksa untuk menghabiskan seluruh waktu bersama.
  • Mengendalikan keuangan.

Demikianlah, beberapa tanda pasangan melakukan kekerasan verbal emosional dalam hubungan. Semoga dengan adanya artikel ini, kamu bisa lebih menyadari dan terus waspada pada hubungan yang sedang dijalankan, ya!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • via indriyani
  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Relationship |