7 Tanda Kamu dan Dia Memang Tak Berjodoh meski Saling Menyukai

3 weeks ago 22

Fimela.com, Jakarta Ada banyak cerita tentang cinta yang tak sampai. Bukan karena kurangnya rasa, melainkan karena semesta memiliki rancangan berbeda. Dua orang bisa saling menyukai, saling peduli, bahkan saling ingin. Namun, tetap saja, ada batas tak kasatmata yang membuat keduanya berjalan di jalur berbeda.

Ini bukan tentang tak berusaha, bukan pula soal menyerah terlalu cepat. Ini tentang kenyataan bahwa tidak semua yang kita sayangi memang ditakdirkan untuk tinggal selamanya. Jika kamu dan dia sedang berada di persimpangan yang membingungkan, coba perhatikan tanda-tanda berikut ini. Mungkin, tanpa disadari, kalian memang bukan untuk satu sama lain.

1. Waktu Selalu Tidak Berpihak

Sahabat Fimela, pernahkah kamu merasa sudah melakukan segalanya, tapi tetap saja ada halangan di sana-sini? Setiap kali ingin bertemu, selalu ada hambatan yang muncul entah dari mana. Saat satu masalah selesai, yang lain datang tanpa diundang. Bukannya tidak ingin berjuang, tapi alam seolah berkata bahwa jalannya tak semudah itu.

Setiap hubungan pasti punya tantangan, tapi jika sejak awal segalanya terasa begitu sulit, bisa jadi ini bukan hanya kebetulan. Jika waktu selalu membawa kalian ke arah yang berlawanan, mungkin semesta sedang memberi petunjuk bahwa ini bukan kisah yang perlu diperjuangkan lebih jauh.

Tak semua yang sulit harus dipaksakan. Ada kalanya, lebih bijak untuk berhenti dan melihat kenyataan bahwa hubungan ini lebih banyak menguras energi daripada memberi kebahagiaan. Jika terus berjalan terasa seperti melawan arus tanpa ujung, mungkin ini saatnya menerima bahwa kalian memang tak sejalan.

2. Mimpi Besar Kalian Bertolak Belakang

Cinta bisa menyatukan banyak perbedaan, tetapi ada hal-hal yang tak bisa dikompromikan, seperti arah hidup. Sahabat Fimela, bayangkan jika satu dari kalian ingin hidup di kota besar dengan segala hiruk-pikuknya, sementara yang lain justru mendambakan ketenangan di pedesaan. Sekilas terlihat sepele, tapi ini bukan sekadar preferensi. Ini adalah fondasi yang membentuk masa depan.

Ketika visi masa depan terlalu berbeda, hubungan bisa berubah menjadi medan tarik-ulur yang melelahkan. Satu pihak berusaha mengalah, tetapi lama-lama rasa frustrasi akan muncul. Kalian bisa bertahan sejenak, tetapi dalam jangka panjang, salah satu akan merasa terjebak dalam kehidupan yang tak diinginkan.

Cinta yang sehat adalah tentang bertumbuh bersama, bukan saling menyeret ke arah yang bertentangan. Jika setiap diskusi soal masa depan berakhir dengan kebuntuan, mungkin itu tanda bahwa jalan kalian memang tak menuju ke tempat yang sama.

3. Kalian Saling Mengisi, tapi Tak Saling Melengkapi

Ada orang yang membuat kita merasa hidup, ada pula yang membuat kita merasa utuh. Sahabat Fimela, hubungan yang baik bukan hanya tentang tawa dan keseruan, tapi juga tentang menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Jika kamu merasa bahagia dengannya tapi tetap ada ruang kosong yang tak terisi, bisa jadi itu adalah tanda bahwa dia bukan bagian terakhir dari puzzle hidupmu.

Hubungan yang tepat akan membuatmu merasa cukup, bukan sekadar nyaman. Jika ada sesuatu dalam dirimu yang terus merasa ragu, atau ada aspek kehidupanmu yang justru meredup sejak bersamanya, mungkin ini bukan cinta yang benar-benar selaras.

Kebersamaan seharusnya menghadirkan keseimbangan. Jika kebahagiaan lebih banyak datang dari momen sesaat tanpa adanya perasaan bahwa kalian benar-benar ‘klik’, mungkin itu tanda bahwa ada seseorang di luar sana yang lebih tepat untukmu.

4. Tidak Ada Ketenangan saat Bersama

Cinta sejati bukan hanya tentang tawa bersama, tapi juga ketenangan dalam diam. Sahabat Fimela, jika bersamanya justru membuatmu merasa cemas, selalu mempertanyakan posisimu, atau khawatir tentang kelanjutan hubungan, itu bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak benar.

Ketenangan dalam hubungan bukan berarti tidak ada masalah, melainkan adanya keyakinan bahwa apapun yang terjadi, kalian bisa melewatinya bersama. Jika keberadaannya lebih banyak membuatmu merasa tidak aman, mempertanyakan segalanya, atau bahkan sering merasa kelelahan emosional, maka itu bukan cinta yang menenangkan.

Saat kamu menemukan orang yang tepat, hatimu akan tahu. Tak perlu terus bertanya, tak perlu selalu merasa was-was. Jika hatimu lebih sering merasa gelisah daripada tenang, bisa jadi itu bukan tempat yang seharusnya kamu tinggali.

5. Rasa yang Menggebu, tapi Tak Ada Kejelasan

Sahabat Fimela, kadang cinta datang dengan cara yang begitu intens. Ada rasa yang membakar, ada gairah yang tak terbendung. Namun, jika di balik semua itu tidak ada kejelasan, maka hubungan ini bisa jadi hanya ilusi yang indah.

Ketika kalian terus berada dalam siklus tarik-ulur, merasa sangat dekat tapi tak pernah benar-benar bersama, mungkin ada alasan mengapa itu terjadi. Rasa bisa saja besar, tetapi tanpa kepastian, itu hanya akan menjadi hubungan yang menggantung tanpa arah.

Cinta yang sehat tidak hanya tentang emosi yang menggebu-gebu, tetapi juga tentang komitmen yang nyata. Jika setelah sekian lama, kalian masih berada di zona abu-abu, mungkin inilah saatnya menyadari bahwa kalian hanya perhentian sementara, bukan tujuan akhir.

6. Lebih Banyak Luka daripada Bahagia

Hubungan seharusnya menjadi tempat pulang, bukan medan pertempuran. Sahabat Fimela, jika lebih banyak air mata daripada senyum, lebih banyak kekecewaan daripada kebahagiaan, maka apa yang sebenarnya sedang kalian pertahankan?

Cinta yang tulus tidak akan membuatmu merasa lelah terus-menerus. Memang, setiap hubungan butuh perjuangan, tetapi jika setiap hari terasa seperti pertarungan tanpa akhir, itu bukan tanda hubungan yang sehat.

Jangan terjebak dalam perasaan bahwa karena ada cinta, maka semua luka bisa diterima. Hubungan yang baik akan memberimu kebahagiaan lebih dari kesedihan. Jika yang kamu rasakan lebih sering adalah sakit, mungkin ini bukan cinta yang seharusnya kamu pertahankan.

7. Hati Kecilmu Tahu, tapi Enggan Mengakui

Sahabat Fimela, terkadang kita tahu jawabannya, tapi enggan menerimanya. Ada bisikan kecil dalam hati yang terus memberi peringatan, tapi kita memilih untuk mengabaikannya karena tak siap menghadapi kenyataan.

Perasaan bisa menipu, tetapi intuisi jarang salah. Jika jauh di lubuk hatimu kamu merasa bahwa hubungan ini tidak akan bertahan lama, kemungkinan besar itu benar. Kamu bisa bertahan sebentar lagi, mencoba sedikit lebih keras, tapi jika akhirnya kamu selalu kembali ke titik yang sama, mungkin ini saatnya berhenti.

Melepaskan bukan berarti berhenti mencintai, tetapi memberi kesempatan pada diri sendiri untuk menemukan kebahagiaan yang lebih sejati.

Percayalah, jika memang berjodoh, tidak akan ada keraguan sebesar ini. Namun jika ada terlalu banyak tanda yang menunjukkan bahwa ini bukan jalanmu, mungkin sudah waktunya untuk menerima bahwa cinta saja tidak cukup untuk membuat dua orang tetap bersama.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Endah Wijayanti
Read Entire Article
Relationship |