
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah panasnya isu ijazah palsu, muncul lagi Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, yang mengkritisi era pemerintahan Presiden ke-7 RI, Jokowi.
Fokus pria kelahiran Kabupaten Pinrang ini menyasar pada capaian sektor pertanian selama dua periode masa jabatannya.
Said Didu menyinggung klaim pembangunan infrastruktur pertanian seperti bendungan, embung, irigasi, dan cetak sawah baru yang kerap dibanggakan oleh pejabat era Jokowi.
“Makelar rezim Jokowi di sektor pertanian menyatakan telah membangun banyak bendungan, embung, irigasi, dan cetak sawah baru,” kata Said Didu di X @msaid_didu (26/6/2025).
Namun, kata dia, kondisi di lapangan tidak mencerminkan keberhasilan sebagaimana klaim tersebut. Ia menilai hasilnya justru berbanding terbalik.
"Tapi faktanya, produksi turun, luas panen turun, dan impor beras melonjak," Said Didu menuturkan.
Said Didu pun mempertanyakan secara terbuka apakah infrastruktur yang disebutkan itu memang benar-benar sudah dibangun dan memberi dampak nyata terhadap ketahanan pangan nasional.
“Apakah betul sudah dibangun?," tandasnya.
Sebelumnya, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, secara terbuka menyebut bahwa data pertumbuhan ekonomi Indonesia di era pemerintahan Jokowi patut dicurigai.
Ia menyebut, angka pertumbuhan yang stagnan di sekitar 5 persen selama bertahun-tahun sangat tidak wajar dan terindikasi hasil dari fabrikasi data.
“Jangankan meroket, pertumbuhan ekonomi 2015 jeblok, hanya 4,88 persen. Ekonomi Indonesia sepanjang periode pertama Jokowi tidak mampu bangkit, hanya stabil di sekitar 5 persen saja," ujar Anthony kepada fajar.co.id, Selasa (17/6/2025).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: