
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- 'Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah' secara resmi diterbitkan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (Kemendukbangga/BKKBN).
Aturan yang ditetapkan sejak 10 Juli 2025 itu kini membuat heboh publik. Bahkan, penulis kenamaan Indonesia, Tere Liye, turut menyoroti hal tersebut.
Melalui unggahan di akun Facebook pribadinya, penulis yang telah melahirkan banyak novel best seller ini mengkritik tajam aturan tersebut.
"Di Indonesia itu, yang prioritas elu atasi adalah: judol, pinjol, narkoba, korupsi, suap menyuap, nepotisme, kualitas pendidikan, akses kesehatan, lapangan pekerjaan, gaji yang layak, rumah yang layak, air bersih, dkk," tulis Tere Liye, mengawali ulasannya, dikutip Selasa (15/7/2025).
Tere Liye menilai, soal siapa yang antar anak sekolah bukanlah urusan pemerintah.
"Eh, dia malah sibuk ngurus Ayah nganter anak sekolah. Sesuatu yang sudah berjalan biasa. B gitu loh. Hal-hal yang bukan urusan elu, semangaaaat banget elu urus. Hal-hal yang seharusnya diurus, eh malah nggak diurus sama sekali.
Tere Liye juga secara halus menyindir Gibran yang disebut-sebut dicarikan kerjaan oleh ayahnya dengan mengacak-acak konstitusi.
"Tahniah warga Indonesia. Dengan Ayah-ayah nganter anak ke sekolah, maka masa depan Indonesia akan cerah. Apalagi jika Ayah-ayah sampai nyariin anaknya pekerjaan, KKN, menjual nama Ayah memang selalu menyenangkan," sindirnya.
Sebagai tambahan informasi, pengesahan 'Gerakan Ayah Mengantar Anak ke Sekolah' tertuang dalam Surat Edaran (Kemendukbangga/BKKBN) Nomor 7 Tahun 2025 Tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Aturan tersebut bertujuan untuk mendorong pengasuhan anak yang lebih efektif.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: