Panen Raya Adat ‘Katto Bokko’, Warisan Budaya Maros yang Kini Jadi Wisata

1 day ago 8
Suasana prosesi adat "Katto Bokko" dengan iring-iringan membawa hasil panen menuju rumah adat "Balla Lompoa di Kassi Kebo, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. ANTARA/ Suriani Mappong

FAJAR.CO.ID, MAROS -- Sistem pertanian boleh beralih dari manual ke mekanisasi, namun tradisi "Katto Bokko" dalam panen raya Kekaraengan (Kerajaan Adat) Marusu di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, tetap lestari dan tak lekang oleh zaman.

Prosesi Katto Bokko: Panen dengan Ritual Adat

Menjelang panen, selepas salat Subuh, warga serta keturunan Kekaraengan Marusu berkumpul di rumah adat Balla Lompoa, Kampung Kassi Kebo, Kecamatan Maros Baru.

Sebelum upacara adat dimulai, para pemuka adat dan pemerintah setempat mengadakan persiapan. Suara gendang dan gong menggema sejak pagi buta, menandakan prosesi panen segera dimulai.

Para pemuda dan pemudi berpakaian adat berbaris di gerbang Balla Lompoa, diikuti para tokoh adat yang dipimpin Pemangku Adat Kerajaan Marusu, Abdul Waris Karaeng Sioja.

Dengan langkah pasti, rombongan berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju sawah adat. Di bawah sinar keemasan matahari pagi, bulir-bulir padi jenis "Banda" yang telah matang tampak bersinar.

Sebelum panen dimulai, pemangku adat memanjatkan doa. Lalu, warga dan keluarga kerajaan bersama-sama memotong padi menggunakan alat tradisional "anai-anai".

Meski lebih lama dibandingkan sabit atau mesin pemanen modern, mereka tetap bersemangat, bergotong-royong menyelesaikan panen di sawah adat Kerajaan Marusu.

Ritual Penyambutan Padi: A'ngaru dan Penyimpanan di Lumbung

Pukul 10.00 WITA, hasil panen diikat dalam dua kelompok besar dan dihiasi bunga-bunga dari sekitar rumah warga. Setelah itu, padi diusung ke Balla Lompoa.

Sebelum disimpan di loteng rumah adat, dilakukan upacara penyambutan dengan "A’ngaru", yakni syair atau seloka berisi petuah dan doa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |