Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, ada kalanya kita merasa nyaman dengan seseorang, tetapi bingung dengan arah hubungannya. Kalian saling berkabar setiap hari, berbagi cerita paling personal, bahkan sering jalan berdua. Tapi anehnya, tidak ada status yang jelas hingga membuatmu bertanya-tanya tentang status hubungan kalian.
Rasa nyaman yang intens memang bisa membingungkan hati. Tidak sedikit perempuan yang terjebak dalam hubungan abu-abu, di mana satu pihak berharap lebih sementara pihak lain menganggap itu sekadar kedekatan biasa. Di saat seperti itu, batasan antara hubungan romantis dan persahabatan perlu dikenali agar tidak melukai perasaan sendiri maupun orang lain.
Hubungan yang sehat idealnya dilandasi komunikasi terbuka, kejelasan status, dan kesadaran akan ekspektasi masing-masing. Agar kamu tidak terus bertanya-tanya dan terjebak dalam ilusi kedekatan yang palsu, berikut ini beberapa batasan yang penting kamu sadari antara hubungan pertemanan dan hubungan romantis.
Intensitas Komunikasi Harus Dibarengi Kejelasan Tujuan
Komunikasi yang intens tidak selalu berarti cinta. Jika kamu dan dia berbagi kabar setiap pagi, rutin video call, atau saling bercerita soal hari masing-masing, wajar bila hatimu mulai berharap lebih. Namun, coba renungkan kembali tentang apakah ada niatan diantara kalian untuk membawa hubungan ini ke tahap yang lebih serius?
Teman dekat memang bisa memiliki ikatan emosional yang kuat. Namun saat tidak ada pembicaraan tentang komitmen atau masa depan bersama, itu bisa menjadi sinyal bahwa hubungan diantara kalian memang tidak akan bergerak ke arah pacaran. Jika kamu ragu dan tidak ingin terjebak dalam kebingungan terlalu lama, cobalah beranikan diri untuk bertanya dan dengarkan jawabannya, meskipun itu mungkin tidak sesuai dengan harapanmu. Setidaknya kejelasan ini akan membantumu menaruh hati di tempat yang tepat.
Jangan Menaruh Ekspektasi Jika Tidak Ada Komitmen
Salah satu garis pemisah antara pacaran dan berteman adalah keberadaan komitmen. Jika kamu merasa cemburu saat dia dekat dengan orang lain, tapi dia justru menganggap itu hal biasa, bisa jadi kamu berada dalam hubungan yang tidak setara.
Dalam hubungan pertemanan, setiap orang bebas menjalani kedekatan dengan siapa pun. Namun, dalam pacaran, ada kesepakatan untuk saling menjaga perasaan dan batasan. Jika kamu merasa kamu saja yang berkorban dan menjaga, sementara dia tidak merasa perlu melakukan hal yang sama, itu tanda bahwa tidak ada ikatan komitmen yang nyata.
Kamu tidak bisa memaksakan ekspektasi pacaran pada seseorang yang tidak siap berkomitmen. Daripada terus menyiksa diri, lebih baik tanyakan pada diri sendiri tentang apakah hubungan ini memberimu ketenangan atau justru sebaliknya.
Kontak Fisik Tidak Selalu Menandakan Hubungan Romantis
Sering kali, kedekatan fisik seperti menggenggam tangan, pelukan, atau menyandarkan kepala bisa menimbulkan harapan bahwa suatu hubungan akan bergerak menuju kedekatan romantis. Padahal, perlu diingat bahwa beberapa orang memang bisa merasa nyaman menunjukkan afeksi fisik tanpa ada maksud romantis.
Jika kamu mulai merasa bimbang karena adanya kontak fisik, coba amati konsistensi sikapnya. Apakah dia menunjukkan perhatian dan keintiman itu hanya padamu, atau ia juga melakukannya pada orang lain? Apakah dia melibatkanmu dalam rencana masa depannya, atau hanya hadir saat sedang butuh teman bicara?
Kamu berhak mendapatkan kasih sayang yang jujur dan konsisten. Jika dia tidak mampu membedakan antara kedekatan emosional dan romantis, maka kamu perlu tegas dalam menjaga batasan untuk melindungi hatimu sendiri.
Menghabiskan Waktu Berkualitas Tidak Sama dengan Ikatan Romantis
Berbagi waktu yang menyenangkan bersama memang bisa membangun koneksi emosional. Namun, waktu berkualitas tidak selalu berarti hubungan kalian bersifat romantis. Bisa jadi, kamu hanya menjadi teman terbaik yang asyik diajak hangout, tapi tidak termasuk dalam daftar prioritasnya sebagai pasangan hidup.
Kalau kamu hanya diajak keluar saat dia bosan, kesepian, atau butuh teman, tapi tidak diperkenalkan ke lingkaran terdekatnya, itu patut dipertanyakan. Hubungan yang serius biasanya melibatkan keterbukaan dan transparansi, termasuk soal orang-orang penting dalam hidupnya. Jadi daripada terus merasa digantung, cobalah untuk jujur pada diri sendiri tentang apakah kamu merasa dihargai sebagai pasangan potensial atau hanya dijadikan pelarian dari kesepian?
Jangan Bertahan di Hubungan Tanpa Status yang Jelas
Status dalam hubungan bukan cuma sekadar label. Ia adalah bentuk penghargaan terhadap kejelasan dan komitmen dua orang yang saling menyayangi. Jika kamu sudah terlalu lama berada dalam hubungan yang tidak jelas, dan dia selalu menghindar setiap kali ditanya soal status, maka kamu perlu berhenti dan mengevaluasi kembali.
Tidak semua hubungan perlu memiliki definisi, tapi jika hatimu butuh kepastian, maka kamu berhak menuntutnya. Mempertahankan hubungan tanpa status hanya akan membuatmu lelah menebak-nebak dan rentan terluka karena ekspektasi sepihak. Karena sejatinya, hubungan yang sehat adalah yang tumbuh dari komunikasi terbuka, rasa saling menghargai, dan kejelasan tujuan. Jadi jika tidak ada hal itu di antara kalian, mungkin kamu memang sedang mempertahankan sesuatu yang hanya ada di kepalamu.
Sahabat Fimela, ketika kamu mulai mempertanyakan apakah ini cinta atau hanya sekadar persahabatan, jangan abaikan intuisi dan tanda-tanda yang muncul hanya karena takut dengan jawaban akhirnya, ya!
Because every female is Fimela.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.