Mengenal Tipe Attachment Style sebagai Langkah Awal Membangun Hubungan yang Sehat dan Dewasa

1 day ago 5

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, kamu mungkin sering dicurhati teman perihal kisah asmaranya. Ada teman yang mengeluh karena merasa pasangannya terlalu cuek dan sulit diajak terbuka. Sebaliknya, ada pula yang merasa pasangannya terlalu "mengubek-ubek" kehidupan pribadinya hingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Situasi seperti ini sering kali memicu konflik dalam hubungan, bahkan membuat seseorang berpikir bahwa mereka tidak cocok satu sama lain. Padahal, masalah ini bisa saja terjadi bukan karena ketidakcocokan dengan pasangan, melainkan karena adanya perbedaan cara kalian dalam membangun kedekatan emosional.

Dalam dunia psikologi, hal ini dikenal sebagai attachment style. Istilah ini menjelaskan bagaimana seseorang menjalin hubungan, membangun kepercayaan, serta menanggapi konflik dalam kedekatan emosional. Attachment style terbentuk sejak masa kanak-kanak dan biasanya terbawa hingga dewasa. Memahami tipe attachment style tidak hanya membantumu mengenali diri sendiri, tapi juga bisa menjadi langkah awal untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan dewasa.

Yuk, kenali 4 tipe attachment style dan pahami bagaimana masing-masing tipe data memengaruhi dinamika hubunganmu!

1. Secure Attachment

Orang dengan secure attachment biasanya memiliki hubungan yang sehat dan penuh kepercayaan. Tipe ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang tumbuh dalam lingkungan penuh dukungan dan kasih sayang. Itulah mengapa mereka cenderung nyaman dengan kedekatan emosional dan bisa terbuka pada pasangan, tapi tetap menghormati ruang pribadi masing-masing.

Kalau kamu atau pasangan memiliki gaya ini, kemungkinan besar hubungan kalian akan berjalan cukup stabil karena komunikasi dan kepercayaan sudah terbangun dengan baik.

2. Anxious Attachment

Orang dengan tipe anxious attachment sering kali ditandai dengan rasa takut akan penolakan atau kehilangan. Akibatnya, mereka bisa menjadi terlalu clingy atau mencari validasi berlebihan dari pasangan.

Jika kamu merasa mudah curiga saat pasangan tidak memberi kabar atau cemas berlebihan saat tidak bersama, mungkin kamu memang memiliki anxious attachment. Kuncinya adalah belajar membangun rasa aman dari dalam diri sendiri agar tidak membuat hubungan terasa berat dan menyesakkan.

3. Avoidant Attachment

Berbeda dengan anxious attachment, orang dengan avoidant attachment justru enggan terlalu dekat dengan orang lain. Mereka lebih nyaman sendiri dan cenderung menjaga jarak secara emosional, bahkan dalam hubungan yang serius.

Kalau kamu merasa tidak nyaman bicara soal perasaan, atau lebih memilih memendam segalanya sendiri karena enggan berbagi pikiran dan perasaan dengan pasangan, ini bisa jadi tanda kamu memiliki avoidant attachment. Kuncinya adalah pelan-pelan belajar membuka diri kepada orang lain.

4. Disorganized Attachment

Disorganized attachment adalah tipe yang paling kompleks karena sering kali merupakan kombinasi dari anxious dan avoidant attachment. Tipe ini biasanya muncul dari pengalaman traumatis atau pola asuh yang tidak konsisten. Individu dengan disorganized attachment cenderung merasa bingung tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan dalam hubungan. Itulah mengapa, kadang ia bisa sangat membutuhkan kedekatan, tapi di lain waktu justru menarik diri secara ekstrem. 

Bila kamu mengalami pola seperti ini, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan profesional agar bisa lebih memahami dan mengelola emosi secara sehat.

Dengan mengenali tipe-tipe attachment style, Sahabat Fimela tidak hanya belajar memahami diri sendiri, tapi juga belajar untuk mulai membangun hubungan yang lebih sehat dan suportif dengan pasangan maupun orang-orang di sekitar. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Relationship |