7 Rekomendasi Buku untuk Menambah Wawasan tentang Cinta yang Mengubah Hidupmu

20 hours ago 6

Fimela.com, Jakarta Cinta bukan hanya soal perasaan manis dan romansa belaka. Cinta juga merupakan perjalanan panjang yang penuh pelajaran, pengorbanan, dan pertumbuhan. Tak jarang, kita terjebak dalam pola cinta yang salah hanya karena kurang memahami makna cinta yang sesungguhnya. Untuk itu, membaca buku bisa menjadi jendela baru yang membuka wawasan dan memperluas cara pandang kita terhadap cinta—baik kepada orang lain, pasangan, maupun diri sendiri.

Lewat buku, kita bisa belajar dari pengalaman, pemikiran, hingga filosofi cinta yang mampu menggugah hati dan menyentuh sisi terdalam diri kita. Dalam artikel ini, ada 7 rekomendasi buku pilihan yang bukan hanya menginspirasi, tetapi juga mampu mengubah hidupmu dalam memahami dan menjalani cinta secara lebih dewasa, bijak, dan membahagiakan. Siap menyelami makna cinta yang lebih luas dari sekadar kata manis?

1. Crying in H Mart

Dalam Crying in H Mart, Michelle Zauner mengisahkan hubungan mendalam antara dirinya dan sang ibu yang penuh cinta, meski tak selalu mudah. Lewat kenangan-kenangan kecil yang dibingkai oleh makanan Korea, Michelle menggambarkan bagaimana cinta sang ibu tercermin dari cara ia memasak, mengajar tradisi, dan menanamkan nilai-nilai keluarga. Meski sering terjadi pertengkaran karena perbedaan budaya dan ekspektasi, cinta mereka tetap kuat, diam-diam, dan mengakar. Hubungan mereka tak selalu ekspresif dengan kata-kata, tetapi terasa dalam tiap mangkuk sup hangat yang disiapkan sang ibu.

Setelah sang ibu meninggal dunia, Michelle merasakan betapa dalam cinta yang dulu kadang terasa mengekang itu sebenarnya adalah bentuk kasih paling tulus. Rasa kehilangan membawanya menelusuri kembali jejak-jejak kenangan masa kecil, rasa makanan, dan pelajaran hidup yang pernah ia abaikan. Buku ini menjadi pengingat bahwa cinta ibu-anak, terutama antara ibu dan anak perempuan, kadang terbungkus dalam bentuk yang rumit—tetapi tak pernah kehilangan maknanya. Cinta mereka tetap hidup dalam ingatan, dalam budaya, dan dalam setiap hidangan yang menyatukan masa lalu dan masa kini.

2. Love for Imperfect Things

Love for Imperfect Things ditulis oleh Haemin Sunim yang sebelumnya menulis buku yang sudah terjual tiga juta eksemplar berjudul Things You Can See Only When You Slow Down. Pada buku kali ini, penulis yang merupakan seorang guru agaram Buddha Zen dan merupakan penulis paling berpengaruh di Korea Selatan, mengumpulkan refleksi dirinya saat belajar melihat duni dan dirinya sendiri dengan lebih penuh kasih. Buku yang mengangkat tema cinta sebagai pembahasan utama ini ditulis berdasarkan inspirasi yang ia dapat dari orang-orang yang telah membagikan kisah hidup dan pertanyaan saat kuliah umum serta lewat media sosial. 

3. Welcoming Feelings: A Collection of Calming Writings

Welcoming Feelings: A Collection of Calming Writings to Ease Your Aching Soul and Mixed Feelings, buku yang berisi sekumpulan tulisan dan narasi-narasi pendek tentang perasaan, emosi, dan usaha memahami diri sendiri ini bisa jadi referensi yang tepat bagi Sahabat Fimela yang sedang butuh pelukan atau afirmasi positif dalam keseharian. Membicarakan soal kesedihan, pemulihan diri, proses merelakan, berduka, hingga berdamai dengan diri sendiri menjadi terasa lebih nyaman di hati. Melalui untaian-untaian kata yang indah dan penuh inspirasi, kita seakan diajak untuk kembali memeluk diri kita sendiri—menerima diri kita sendiri dengan lebih utuh.

4. Modern Love: True Stories of Love, Loss, and Redemption

Melalui kisah dan pengalaman orang lain, kita pun bisa mendapat banyak perspektif baru tentang cinta. Kisah yang begitu personal bagi orang lain bisa terasa begitu dekat dengan hati kita. Pengalaman manis dan getir terkait cinta pun bisa hadirkan sudut pandang yang lebih luas tentang cinta dan kaitannya dengan kehidupan. Buku Modern Love yang memuat kumpulan esai dan kisah nyata tentang cinta ini bisa jadi buku yang tepat untuk dibaca bagi Sahabat Fimela yang ingin mendapat pengalaman dan sudut baru terkait cinta.

5. How to Love: Karena Cinta Perlu Belajar

How to Love, buku karya Honggyun Yun ini memuat banyak hal soal cinta. Bukan cuma perkara cara mencintai, melainkan juga sejumlah aspek lain terkait pengalaman mencintai dan dicintai seperti soal menghadapi penolakan, perpisahan, dan upaya melanjutkan hidup dengan lebih baik dari tiap pengalaman cinta yang ada.

Di buku ini, kita juga akan diajak untuk mengenali tipe diri kita sendiri dalam hal mencintai. Serta, memahami lebih jauh soal tipe kelekatan soal cinta. Bagi yang baru putus cinta atau butuh cara agar bisa melanjutkan hidup (moving on) dengan cara yang lebih terarah, ada sejumlah tips dan uraian singkat di buku yang bisa dijadikan panduan.

Menariknya lagi, buku ini juga membahas soal sejumlah tren terkait hubungan romansa. Seperti banyaknya anak muda zaman sekarang yang takut kesepian tapi enggan menikah. Begitu banyak kekhawatiran serta tantangan yang dihadapi generasi saat ini ketika ingin membangun hubungan.

6. Novel Satine

Di tengah segala macam tekanan sosial, tumpukan pekerjaan, dan segala tuntutan kehidupan urban, ada ruang kosong yang tak banyak dibicarakan: kesepian. Kesibukan acapkali menjadi ilusi produktivitas yang menutupi kehampaan batin.

Keseharian modern menguras banyak energi, sampai-sampai kadang tidak memberi waktu untuk mengenal diri sendiri—apalagi orang lain. Novel Satine hadir bagai sebuah cermin tentang kehidupan manusia dewasa yang terlihat memiliki segalanya di luar, tetapi rapuh di dalam.

Mengangkat dua tokoh utama: Satine, perempuan karier yang sukses sebagai direktur muda di sebuah bank, dan Ash, pria yang berprofesi sebagai konsultan sukses. Mereka bukan dua pribadi yang dipertemukan karena takdir atau kejadian manis, melainkan karena sebuah agensi jodoh profesional yang mereka bayar demi menemukan pasangan yang "logis". Dari sinilah cerita berkembang, melalui perjanjian hubungan yang berlandaskan syarat dan ketentuan yang mereka rumuskan sendiri.

7. Conversations on Love

Dalam Conversations on Love, Natasha Lunn mengeksplorasi cinta dari berbagai sisi yang jarang dibicarakan secara jujur dan mendalam. Buku ini bukan hanya membahas cinta romantis, tetapi juga cinta platonik, cinta dalam keluarga, hingga cinta kepada diri sendiri. Melalui serangkaian percakapan dengan penulis, ilmuwan, dan pemikir ternama, Natasha menyusun mozaik reflektif tentang bagaimana manusia membangun, kehilangan, dan menjaga cinta dalam hidupnya. Ia mengangkat pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Mengapa kita sulit membuka hati? Bagaimana cinta berubah seiring waktu? Dan apa arti cinta setelah kehilangan?

Yang membuat buku ini begitu menyentuh adalah kejujuran dan kerentanannya. Natasha tidak datang sebagai ahli yang menggurui, tetapi sebagai manusia biasa yang tengah mencari makna cinta, seperti kita semua. Kisah-kisah yang dibagikan begitu nyata, personal, dan sering kali menyentuh titik paling rapuh dalam diri pembaca. Buku ini mengajak kita merenung bahwa cinta bukan sesuatu yang harus selalu sempurna atau dramatis, tetapi sesuatu yang bisa tumbuh lewat kehadiran, keberanian, dan komunikasi yang tulus. Sebuah bacaan yang menguatkan jiwa dan membuka pandangan baru tentang cinta dalam segala bentuknya.

Happy reading!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Endah Wijayanti
Read Entire Article
Relationship |