Fimela.com, Jakarta Proses lamaran dalam tradisi Jawa lebih dari sekadar menyatakan niat untuk menikah. Setiap langkah yang diambil dalam proses ini menyimpan nilai budaya dan filosofi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dari tahap congkong hingga penyerahan seserahan, semua elemen tersebut mengandung makna mendalam terkait keseriusan dan rasa hormat.
Berbeda dengan lamaran yang bersifat modern yang biasanya berlangsung dalam satu hari, adat Jawa memiliki serangkaian acara yang dilakukan secara bertahap. Tujuan dari rangkaian acara ini adalah untuk memperkuat hubungan antara kedua keluarga serta memastikan bahwa kedua calon pengantin telah siap. Setiap tahap dirancang dengan simbolisme yang sangat dihargai oleh masyarakat Jawa.
Dalam tradisi pernikahan Jawa, calon pengantin diwajibkan untuk melewati serangkaian prosesi terlebih dahulu. Dimulai dari congkong, salar, nontoni, ngelamar, hingga penyerahan seserahan lamaran, semua ini menunjukkan bahwa lamaran adat tidak dapat dilakukan secara tiba-tiba. Hal ini dianggap sebagai bagian penting dari persiapan sakral menuju pernikahan.
Jennifer Lopez resmi bertunangan dengan Alex Rodriguez, ia diberi cincin bertahtakan berlian.
1. Congkong: Awal Silaturahmi dan Penjajakan Keluarga
Proses awal dalam lamaran adat Jawa disebut congkong, yang merupakan kunjungan dari perwakilan keluarga pria ke rumah keluarga wanita. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengumpulkan informasi dasar mengenai calon mempelai wanita, seperti status, kesiapan untuk menikah, serta latar belakang keluarganya. Di masa lalu, hal ini sangat penting karena banyak pernikahan yang dilakukan melalui sistem jodoh, sehingga congkong digunakan untuk mengevaluasi bibit, bebet, dan bobot calon mempelai. Saat ini, meskipun pasangan sudah saling mengenal, prosesi congkong tetap dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan.
Biasanya, prosesi ini dilakukan dengan cara yang informal, tetapi tetap menyampaikan pesan keseriusan dari pihak pria. Kegiatan ini menjadi jembatan awal dalam komunikasi antara dua keluarga yang akan bersatu melalui pernikahan. Dalam konteks zaman sekarang, congkong seringkali dianggap sebagai formalitas, tetapi tetap memiliki makna yang sakral. Prosesi ini juga menjadi kesempatan untuk memperkuat silaturahmi antara kedua keluarga, menunjukkan bahwa lamaran bukan hanya urusan dua orang, tetapi melibatkan dua keluarga besar yang saling berhubungan.
2. Salar: Penegasan Serius atau Sekadar Silaturahmi
Apabila tahap congkong berlangsung dengan baik dan kedua belah pihak memberikan respon yang positif, maka langkah selanjutnya adalah memasuki tahap salar. Dalam proses ini, perwakilan keluarga pria kembali hadir untuk menyampaikan maksud yang lebih serius terkait lamaran. Salar menjadi momen yang sangat penting untuk menegaskan kesiapan kedua pihak dalam melanjutkan ke tahap berikutnya. Biasanya, pihak keluarga wanita akan memberikan jawaban atas penjajakan yang telah dilakukan sebelumnya. Jika jawaban tersebut bersifat positif, maka komunikasi antara kedua keluarga akan semakin intens dan mempererat hubungan yang ada.
Tahapan salar ini menegaskan bahwa hubungan yang terjalin tidak lagi sebatas silaturahmi, melainkan sudah memasuki fase serius yang mengarah pada pernikahan. Dalam praktiknya, orang yang ditunjuk untuk melakukan salar bisa jadi adalah orang yang sama yang sebelumnya melakukan congkong. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian informasi yang penting. Tahap salar menggambarkan bahwa pernikahan sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru, tetapi harus melalui pertimbangan yang matang dan saling memahami antara kedua belah pihak.
3. Nontoni: Momen Pertama Bertemunya Dua Hati
Setelah pihak wanita memberikan persetujuan untuk kehadiran keluarga pria, langkah berikutnya adalah nontoni. Ini merupakan pertemuan resmi yang melibatkan kedua calon mempelai beserta keluarga besar dari masing-masing pihak. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk saling mengenal, baik antara pasangan maupun antara keluarga. Di masa lalu, tahap ini sering kali menjadi momen pertama bagi calon pengantin untuk bertemu secara langsung. Meskipun saat ini banyak calon pengantin yang sudah menjalin hubungan sebelumnya, nontoni tetap dilaksanakan sebagai simbol pertemuan antara dua keluarga besar.
Proses nontoni ini sering kali disertai dengan pembicaraan ringan yang membahas rencana-rencana ke depan, termasuk tanggal pernikahan. Selain itu, nontoni juga berfungsi sebagai tahap penyelarasan niat antara kedua keluarga. Dengan adanya proses ini, diharapkan dapat menghindari kesalahpahaman dalam menyusun rencana selanjutnya. Dalam tradisi Jawa, pentingnya keserasian antara keluarga tidak kalah dengan keserasian antara pasangan, sehingga nontoni menjadi momen yang sangat berarti bagi kedua belah pihak.
4. Ngelamar: Wujud Niat dan Komitmen Menuju Pernikahan
Setelah menyelesaikan semua tahap sebelumnya, kini tiba saatnya untuk melaksanakan prosesi utama yang dikenal dengan ngelamar. Pada momen ini, keluarga dari calon mempelai pria datang secara resmi untuk menyatakan niat melamar calon mempelai wanita. Mereka membawa seserahan yang menjadi simbol dari keseriusan dan tanggung jawab dalam menjalin hubungan ini. Selain menyampaikan maksud secara langsung, biasanya tahap ini juga melibatkan tukar cincin dan pembahasan mengenai tanggal pernikahan. Dalam tradisi Jawa, penentuan tanggal pernikahan sering kali didasarkan pada weton, yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan rumah tangga di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, proses musyawarah pada tahap ini sangatlah krusial dan memerlukan banyak pertimbangan. Pada saat ini, kedua keluarga berkumpul untuk membahas dan menentukan tanggal pernikahan, memilih lokasi acara, serta merundingkan berbagai detail lainnya. Ngelamar menjadi tanda bahwa hubungan antara kedua pasangan telah resmi, dan kini hanya tinggal menunggu hari yang baik untuk melaksanakan pernikahan.
5. Seserahan: Simbol Tanggung Jawab dan Niat Menafkahi
Dalam tradisi lamaran adat Jawa, penyerahan seserahan memiliki peranan yang sangat signifikan. Seserahan, yang juga dikenal dengan istilah peningset dalam budaya Jawa, melambangkan kesiapan seorang pria untuk memenuhi segala kebutuhan dalam rumah tangga. Barang-barang yang disertakan dalam seserahan tidak hanya sekadar hadiah, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Contohnya, barang-barang seperti kebaya, jarik, alat mandi, perhiasan, pisang raja, jajanan pasar, dan perlengkapan pribadi wanita, semuanya memiliki simbolisme tersendiri. Seperti yang diungkapkan, "jajanan lengket melambangkan harapan agar rumah tangga selalu lengket dan harmonis." Proses penyerahan ini juga menjadi momen untuk menunjukkan kesiapan mental, emosional, dan finansial dari calon suami.
Seringkali, ada kesalahpahaman yang menganggap seserahan dan hantaran adalah hal yang sama. Namun, penting untuk dicatat bahwa keduanya memiliki makna yang berbeda. Seserahan lebih bersifat simbolik dan sakral, sementara hantaran lebih merujuk pada buah tangan atau oleh-oleh yang diberikan sebagai tanda penghormatan. Dengan demikian, penyerahan seserahan menandai fase akhir dari proses lamaran dan sekaligus menjadi awal dari perjalanan menuju pernikahan yang sesungguhnya.
Pertanyaan Seputar Topik
Apakah tahapan lamaran adat Jawa harus dijalankan semua?
Tidak wajib, tapi dianjurkan untuk menghormati tradisi dan memperkuat hubungan antar keluarga.
Apa bedanya seserahan dan hantaran dalam adat Jawa?
Seserahan bersifat simbolis sebagai tanda kesiapan pria, sedangkan hantaran lebih kepada oleh-oleh antar keluarga.
Kenapa harus ada congkong dan salar?
Untuk menjajaki kesiapan dan kecocokan calon pengantin sekaligus membuka komunikasi awal antar keluarga.
Apakah calon pengantin wajib hadir saat congkong?
Tidak, biasanya hanya diwakili oleh keluarga sebagai bentuk penjajakan awal.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.
Health11 Mitos Tentang Diabetes yang Sering Salah Kaprah, Ini Penjelasannya
Faktanya, penyebab dan pengelolaan diabetes jauh lebih rumit daripada sekadar menghindari makanan manis.
HealthCara Diet Diabetes Melitus yang Aman dan Tetap Sehat, Panduan Praktis yang Mudah Dilakukan
Panduan diet yang aman untuk penderita diabetes melitus mencakup pemilihan makanan rendah indeks glikemik, pengaturan porsi, serta asupan lemak dan serat yang sehat. Dengan menerapkan langkah-langkah diet yang benar, penderita diabetes dapat mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi.
Lifestyle7 Inspirasi Desain Dekorasi Rumah untuk Acara Tunangan, Simpel Tapi Berkelas
Ide dekorasi rumah untuk acara lamaran yang sederhana, anggun, dan bermakna. Sangat sesuai untuk perayaan yang intim dan bersifat pribadi.
Relationship5 Model Cincin Tunangan Terbaik dan Elegan untuk Menyempurnakan Momen Spesial
Ketika menentukan cincin pertunangan, desain yang dipilih seyogianya mencerminkan kepribadian dan kedalaman hubungan pasangan.
FashionDress Batik Trendy Buat Anak Muda, Bikin Look Makin Percaya Diri
Anak muda sekarang bisa tampil stylish dan percaya diri dengan dress batik modern; pilih model, warna, dan motif yang tepat untuk berbagai acara!