Ratusan warga Enrekang melakukan aksi unjuk rasa menolak tambang emas.
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pembalakan liar dan semakin banyaknya lokasi tambang dipastikan jadi penyebab banjir dan longsor di sejumlah daerah Pulau Sumatera.
Hal itu menjadi salah satu kekhawatiran warga di berbagai daerah yang kini terancam bakal jadi wilayah tambang emas.
Salah satunya di Enrekang, Sulawesi Selatan. Ratusan warga Enrekang mengkhawatirkan hal serupa terjadi di wilayahnya. Mereka pun melakukan aksi unjuk rasa di dua titik, yakni di kantor DPRD dan Kantor Bupati Enrekang, pada Senin (1/12/2025).
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang itu berasal dari Kecamatan Cendana dan Kecamatan Enrekang.
Warga meminta agar DPRD dan Bupati mencabut rekomendasi ijin tambang emas milik CV Hadaf Karya Mandiri yang akan membuka penambangan di wilayah Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Cendana.
Terkait hal itu, aktivis lingkungan dari Institut Hijau Indonesia, Willdy Adriansyah, turut mendukung permintaan warga agar izin pembukaan tambang dicabut.
"Memang keresahan saat ini bagi aktivis lingkungan adalah kian maruknya aktivitas pemangku kebijakan demi kepentingan pribadi," katanya, kepada fajar.co.id, Rabu (3/12/2025).
Willdy mengaku mendukung apa yang diperjuangkan warga Enrekang. "Saya mendukung besar apa yang diperjuangkan warga enrekang untuk menolak adanya tambang emas," ujarnya.
Pun dengan iming kekuasaan bisa menjanjikan ekonomi saat konstruksi berlangsung tapi alih-alih dampaknya tidak di-notice berlebih.
"Memang perlu ada transparansi pemangku kebijakan dan warga sekitar," sambungnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































