
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Nama Pasar Pramuka tiba-tiba jadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Bukan karena obat-obatan atau kios-kiosnya, melainkan karena pernyataan dari politikus senior PDIP, Beathor Suryadi, soal asal-usul ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Dalam keterangannya, Beathor mengklaim bahwa ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada milik Jokowi pernah dicetak ulang di Pasar Pramuka, kawasan yang terletak di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Menurutnya, hal itu terjadi menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.
Buni Yani, yang dikenal sebagai peneliti media dan politik, ikut menanggapi klaim tersebut. Ia menyebut tuduhan itu tidak mudah dibuktikan karena sumbernya tak bisa lagi dilacak.
"Jurusan Teknologi Kayu, Universitas Pasar Pramuka tidak bisa dilacak. Sudah kebakaran," kata Buni Yani lewat unggahan di akun Facebook pribadinya, dikutip Senin (23/6/2025).
Lebih jauh, Beathor mengungkap bahwa pencetakan ulang ijazah itu direncanakan dalam sebuah pertemuan antara tim dari Solo dan sejumlah kader PDIP Jakarta.
Ia menyebutkan beberapa nama yang hadir dalam pertemuan tersebut, yakni David, Anggit, dan Widodo dari Solo, serta Denny Iskandar, Indra, dan Yulianto dari kubu PDIP Jakarta.
“Yang benar-benar tahu asal-usul ijazah itu hanya Denny dan Widodo,” ujar Beathor dalam wawancara tersebut.
Ia juga menyebut beberapa tokoh yang menurutnya pernah melihat langsung ijazah Jokowi. Di antaranya ada nama Prasetyo Edi Marsudi yang menjabat Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2014–2024, mantan Ketua KPU DKI Jakarta Juri Ardiantoro, serta anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, M. Syarif.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: