Menteri Kebudayaan Harusnya Tergelitik Soal Fenomena Pengibaran Bendera One Piece

5 hours ago 4
Bendera One Piece yang dikibarkan warga sebagai bentuk protes.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menilai fenomena pengibaran bendera Jolly Roger, simbol dari manga One Piece, seharusnya membuat Menteri Kebudayaan Fadli Zon tergelitik untuk meresponsnya sebagai cerminan keresahan masyarakat.

“Harusnya yang ditampar pertama kali tuh Menteri Budaya, kenapa ada budaya Jepang masuk ke Indonesia dan jadi tren? What happened? Ada apa dengan budaya kita?” ujar Hensa kepada wartawan

Fenomena pengibaran bendera Jolly Roger yang mencuat di media sosial, menurut Hensa, dipicu oleh kebijakan pemerintah yang dianggap meresahkan.

Ia menyoroti kurangnya perhatian terhadap budaya lokal, yang membuat simbol asing seperti Jolly Roger jadi alat ekspresi. Menteri Kebudayaan, menurut Hensa, perlu mempertanyakan mengapa budaya pop Jepang mampu menerjemahkan keresahan politik di Indonesia.

“Jadi ini bentuk protes yang dibuat secara lucu kemudian dekat dengan masyarakat, karena kebijakan-kebijakan seperti pajak amplop hajatan atau wacana WA berbayar membuat masyarakat menyengitkan dahi,” ujar Hensa.

Menurut Hensa, masyarakat mengibarkan bendera Jolly Roger untuk menyuarakan protes terhadap kebijakan pemerintah seperti wacana pajak amplop hajatan hingga pengalihan data pribadi ke Amerika Serikat.

Ia pun melihat, penggunaan simbol-simbol asing dinilai lebih aman ketimbang simbol lokal yang rawan disalahartikan.

“Jadi kalau pakai komiknya Indonesia, dimungkinkan tuh sangat dekat tuh kan, nanti mereka takut juga diapa-apain gitu, kena undang-undang ITE atau apa, jadi ambilnya ceritanya yang di Jepang aja lah,” jelas Hensa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |