
FAJAR.CO.ID, JATIM -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa pelabelan “anak nakal” terhadap anak-anak yang dianggap bermasalah adalah hal yang tidak tepat.
“Nakal itu N akal, artinya akalnya tidak terhingga. Anak terlahir dalam keadaan fitrah,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis.
Ia menyoroti pentingnya pendekatan positif dalam mendidik anak, serta mendorong penguatan karakter melalui sekolah-sekolah berbasis taruna di Jawa Timur.
Khofifah menjelaskan bahwa sejak masa Gubernur Soekarwo, telah berdiri SMA Taruna Nala dan Taruna Angkasa.
Saat ini, tambahnya, telah hadir pula SMA Taruna Brawijaya, Bhayangkara, Madani, hingga rencana pendirian SMA Taruna Pamong Praja yang akan bekerja sama dengan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Bojonegoro.
“Sekolah-sekolah ini dapat menjadikan anak menjadi speaker nasionalisme, kebangsaan, dan kenusantaraan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Khofifah mengungkapkan rencana penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung peran guru Bimbingan Konseling (BK).
“Guru BK wajib jadi konselor berbasis AI. Analisis karakter bisa keluar kurang dari satu menit,” ujarnya.
Ia juga meminta agar proses pembaretan siswa SMA Taruna dilakukan secara serentak sebagai simbol kedisiplinan dan penguatan identitas kebangsaan.
Khofifah menekankan agar anak-anak tidak dibanding-bandingkan, serta meyakini bahwa pendekatan yang tepat akan mampu membentuk karakter unggul tanpa stigmatisasi. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: