Singgung Ijazah Jokowi, Pakar Forensik: Polri Punya ISO Tapi Tak Gunakan Data, Track Record Kasus Vina dan Jessica

1 day ago 13
Bareskrim Polri menghentikan penyelidikan dan penanganan kasus yang dilaporkan oleh TPUA terkait ijazah Jokowi. (Syahrul Yunizar/JawaPos.com)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Digital Forensik, Rismon Sianipar, kembali mengkritisi keaslian dokumen ijazah mantan Presiden Jokowi dengan pendekatan teknologi modern.

Dikatakan Rismon, terdapat sejumlah kejanggalan teknis yang tidak bisa diabaikan, khususnya dari sisi evolusi teknologi cetak dan digital.

“CV-nya pun hilang di server KPU, bagaimana kita mau verifikasi. Sama seperti ketika ditanyakan kemarin hal apa saya meneliti, ya hak sebagai peneliti,” ujar Rismon dalam podcast Forum Keadilan TV (1/6/2025).

Rismon juga menyoroti langsung hasil penelusurannya di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia menegaskan bahwa proses penelitian dilakukan secara mandiri, tanpa pendanaan dari pihak manapun.

"Saya lihat langsung (skripsi), datang tanpa biaya siapapun,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa dirinya secara langsung datang ke perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM untuk memverifikasi dokumen skripsi yang diduga milik Jokowi.

Rismon juga mengurai dari sudut pandang forensik digital bahwa kualitas cetakan pada dokumen pengesahan ijazah Jokowi memiliki kepadatan piksel atau DPI (dots per inch) yang terlalu tinggi untuk bisa dihasilkan oleh teknologi tahun 1980-an.

“Secara technological advancement evolution, evolusi perkembangan teknologi komputer hardware dan software, tidak mungkin menghasilkan lembar pengesahan sangat sempurna dengan DPI yang sangat tinggi, titik-titik yang sangat rapat. Ini hanya bisa diproduksi hardware tahun 2004–2005,” jelas Rismon.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa dokumen yang beredar lebih mirip hasil cetakan modern, bukan dari mesin cetak lama seperti handpress atau letter press.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |