Selamatkan Wajo sebagai Kota Santri

4 days ago 12
Sufriadi Arif

Sufriadi Arif,. S.Pdi,. M.Si.
(Wakil Ketua DPRD Sulsel)
Ketua DPC PPP Wajo

FAJAR.CO.ID, WAJO -- Wajo sejak dulu dikenal sebagai kota santri. Kategorisasi ini bukan isapan jempol belaka. Di kota Sengkang berdiri sebuah Pesantren tertua di Indonesia Timur, yaitu Pondok Pesantren As'adiyah yang memiliki ratusan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Keberadaan Pesantren As'adiyah yang berpusat di kota Sengkang ini menjadikan kota Sengkang sebagai impian indah para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya menimba ilmu di Pondok Pesantren besar ini.

Namun, impian indah ini, sedikit mengalami gangguan "citra" secara psikologis dengan timbulnya isu negatif, "kota Sengkang sekarang dipenuhi tempat hiburan karaoke".

Ironisnya, sejalan dengan bertambahnya minat tinggi orang tua dari berbagai daerah untuk menyekolahkan anaknya di Pesantren yang didirikan oleh AG. KH. (alm.) M As'ad pada tahun1927, dan saat ini dipimpin oleh AG. Prof. Dr. Nazaruddin Umar, M.A, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta yang juga sekaligus sebagai Menteri Agama, pada saat bersamaan kota santri ini selama hampir satu dekade, kurang lebih 10 tahun, dari tahun ke tahun, tempat karaoke selalu bertambah, bak jamur di musim hujan. Tumbuh subur baik yang legal maupun ilegal.

Berbagai keresahan dan kritikan masyarakat serta organisasi keagamaan di Wajo, semisal MUI, yang senantiasa menyoroti dampak negatif yang ditimbulkan dari tempat hiburan ini terbilang tidak ampuh, bahkan dianggap angin lalu. Pengelola karaoke yang "merasa legal", beralasan kami sudah memiliki izin sesuai dengan standar yang dipersyaratkan oleh Pemerinrah Daerah. Dan dengan alasan ini pula Pemda sepertinya tidak bisa berbuat banyak. Alasannya, mereka dipayungi oleh Perda.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |