Jokowi Ragukan Rencana Pertemuan Mantan Presiden, PDIP: Menutup Diri karena Merasa Bersalah dan Berkhianat

3 days ago 5
Guntur Romli / YouTube Cokro TV

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi yang skeptis terhadap rencana pertemuan mantan presiden mendapat tanggapan dari politikus PDIP. Pernyataan Jokowi tersebut dianggap terkesan menutup diri karena bersalah dan berkhianat pada partai.

Politikus PDIP Guntur Romli menilai pernyataan Jokowi yang menyebut belum tentu semua mantan presiden RI bisa berkumpul dalam satu pertemuan sebagai sinyal menutup diri. Terutama, terhadap Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Jokowi terkesan menutup diri karena secara psikologis itu orang bersalah dan tidak mau mengakui kesalahannya. Dan tidak mau minta maaf,” kata Romli, Jumat (28/3).

Pernyataan Jokowi yang meragukan pertemuan mantan presiden dapart terwujud, dianggap tidak muncul begitu saja. Hal itu karena Jokowi merasa memiliki kesalahan fatal hingga berujung pada pemecatannya sebagai kader PDI-P.

Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini berjasa besar mengantarnya menjadi wali kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi presiden RI dua periode.

"Jokowi merasa kesalahannya sangat fatal, sehingga harus dipecat dari PDIP. Pelanggaran kepada Konstitusi, UU dan AD/ART Partai, merusak demokrasi dan supremasi hukum demi kepentingan anak dan keluarganya, serta pengkhianatan terhadap partai," urai Guntur Romli.

Kesalahan fatal Jokowi yang berujung pada pemecatannya sebagai kader PDIP inilah yang membuat Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri enggan bertemu langsung. Jokowi dianggap mengkhianati partai demi kepentingan pribadinya dan mendorong anaknya menjadi wakil presiden.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |