
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DKI Jakarta mengingatkan umat Islam agar mendahulukan puasa qadha Ramadhan sebelum menjalankan puasa sunah Syawal.
Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Adib, menegaskan bahwa mengganti puasa Ramadhan hukumnya wajib, sementara puasa Syawal hanya sunah.
"Sangat penting untuk mendahulukan hal yang wajib," ujar Adib, Selasa (tanggal berita).
Hal ini terutama berlaku bagi perempuan yang berhalangan karena haid atau orang yang sakit saat Ramadhan dan belum mengganti puasanya.
Keutamaan Qadha Puasa di Bulan Syawal
Adib menjelaskan, qadha puasa yang dilakukan di bulan Syawal juga bernilai ganda.
"Kita mendapat pahala puasa wajib dan karena bertepatan dengan Syawal, juga mendapat pahala sunah. Namun, niatnya tetap untuk mengganti puasa Ramadhan," jelasnya.
Setelah menyelesaikan qadha puasa, umat Islam masih bisa menjalankan puasa sunah Syawal selama enam hari sebelum bulan ini berakhir.
Keutamaan Puasa Syawal
Puasa Syawal sendiri merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim)
Puasa Syawal bisa dilakukan mulai 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: